Yak, siapa yang tiap akhir tahun bersemangat bikin resolusi tahun baru tapi selalu gagal melakukannya di tengah jalan?
Sayaaa!!!
Eh, bener nih cuma saya aja? Yakin? Atau nggak mau ngaku aja? Hayooo…
Tapi yah begitulah. Saya mah orangnya suka semangat saat bikin resolusinya, menggebu-gebu banget lah. Pengennya semua hal yang jelek dari diri saya diubah dan diganti dengan yang lebih baik dalam waktu sekejap. Namun, saya lupa kalau kebiasaan-kebiasaan yang sudah terbentuk bertahun-tahun itu nggak mungkin dihilangkan hanya dalam waktu 1 bulan. Jadi, ketika saya nggak berhasil melakukan salah satu hal dalam daftar resolusi saya, misalnya skip olahraga 1 kali dari target 3 kali seminggu, langsung patah semangat. Dan akhirnya memutuskan untuk berhenti melakukan resolusi tersebut.
Baca juga: Resolusi terakhir yang pernah saya buat dan gagal.
Karena itulah beberapa tahun belakangan ini saya nggak lagi membuat resolusi tahun baru. Males euy, paling juga gagal lagi seperti tahun-tahun sebelumnya. Lagipula kalau saya niat memperbaiki diri nggak perlu nunggu tahun baru lah. Kapan aja saya mau pasti bisa. Iya nggak?
Tapi tema nulis bareng RB Literasi Ibu Profesional Asia bulan ini seakan menantang saya untuk mencoba membuat lagi resolusi tahun baru. Tadinya sih pengen nulis yang biasa-biasa aja ya. Seperti: pengen kurus, lebih sabar, pengen umroh, pengen bisa lebih sering nulis di blog dan baca buku. Gitu-gitu deh.
Cuma, kalau begitu doang naga-naganya bakal gagal di minggu kedua bulan Februari nih. Jadi saya mencoba menulis resolusi tahun 2019 dengan lebih serius dengan harapan bisa konsisten menjalankannya sampai akhir tahun.
Resolusi Tahun Baru
Sebenarnya apa sih resolusi itu? Dan apa pentingnya bikin resolusi di akhir atau awal tahun?
Menurut Wikipedia:
Resolusi tahun baru adalah sebuah tradisi yang dilakukan di akhir tahun atau awal tahun. Di mana seseorang memutuskan untuk mengubah sifat atau perilaku yang nggak disukai di tahun sebelumnya, untuk mencapai tujuan pribadi atau memperbaiki kehidupan mereka.
Karena ini adalah tradisi jadi boleh dilakukan boleh enggak. Bebas aja ya. Meski ternyata membuat resolusi tahun baru sebenarnya cara yang baik dan produktif untuk menetapkan tujuan dan niat untuk tahun baru. Sebab, dengan membuat resolusi, kita bisa:
- Lebih termotivasi untuk menyambut tahun baru.
- Memiliki target yang jelas tentang hal yang ingin kita capai.
- Ada pengingat saat kita mulai melenceng.
- Punya bahan evaluasi atas hal-hal yang sudah kita lakukan di tahun tersebut.
Nah, supaya resolusi kita saya nggak gagal di tengah jalan seperti tahun-tahun sebelumnya, saya mencoba mencari tahu apa saja yang harus dilakukan saat membuat resolusi tahun baru. Dan inilah cara yang bisa kita terapkan supaya resolusi yang kita rencanakan itu berhasil.
7 Cara Agar Resolusi Tahun Baru Berhasil Dilaksanakan
1. Tulis Resolusi Tersebut.
Menurut Elizabeth Ward, PhD yang dikutip oleh self.com, orang yang menuliskan resolusi mereka akan punya rasa tanggung jawab yang lebih besar untuk melaksanakannya. Sehingga mereka memiliki kesempatan yang lebih banyak juga untuk mencapai tujuan mereka.
2. Mulai Dari Hal Yang Kecil
Punya resolusi untuk turun berat badan 10 kg dalam 3 bulan atau nggak pernah marah sama sekali ke anak-anak itu impian saya. Tapi saya sadar kok kalau itu nggak mungkin dicapai dalam waktu singkat.
Lebih baik kita mulai dari hal-hal yang kita yakin bisa kita capai. Ubah 1 perilaku dalam 1 waktu. Misalnya, turun BB 5 kg dalam 1 tahun dengan cara olahraga rutin 3x seminggu dan memperbanyak makan sayur sepertinya lebih mungkin dilakukan.
3. SMART (Spesific, Measurable, Achievable, Realistic, Timely)
Metode yang diperkenalkan oleh George T. Doran ini saya pelajari di kelas Matrikulasi Ibu Profesional. Cara ini InsyaAllah membantu kita dalam membuat resolusi tahun baru yang bisa kita lakukan sepanjang tahun.
Baca juga deg-degannya saya saat akan mengikuti program matrikulasi Ibu Profesional Batch 6.
4. Bikin Plan atau Jadwal
Setelah kita menuliskan semua hal yang ingin kita capai di tahun depan dengan SMART, waktunya kita menyusun rencana. Masukkan aktivitas yang harus kita lakukan untuk mencapai tujuan tersebut dalam agenda harian kita.
Misalnya saya ingin menjadi blogger profesional. Tahap pertama adalah rutin blogging, minimal 1 kali dalam 1 minggu. Untuk itu saya perlu mengalokasikan waktu 1 jam sehari untuk blogging dengan rincian aktivitas sebagai berikut:
Silakan unduh template rencana blogging mingguan ini di: http://bit.ly/blogplannerAlfa
Atau saya ingin olahraga 3 kali seminggu tapi juga ingin puasa sunnah 2 kali seminggu, dengan menuliskan di jadwal mingguan, dua aktivitas itu bisa dilakukan di hari yang berbeda. Karena lari saat puasa tentu menyiksa diri saya, kalau dipaksakan di hari yang sama bisa-bisa keduanya nggak akan saya lakukan.
5. Jangan Memaksakan Diri
Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT (dan warganet yang maha benar). Jadi meski kita sudah menyusun resolusi seSMART mungkin dengan jadwal sebaik mungkin, siapkan mental kita untuk hal-hal yang terburuk. Sebagai orang yang (agak) perfeksionis, saya sering merasa kecewa saat rencana yang saya buat nggak berjalan sesuai keinginan saya. Karena itulah suami saya sering mengingatkan, always hope for the best but prepare for the worst. Begitu juga saat menjalankan resolusi tahun baru kita.
Akan ada saat kita sakit sehingga nggak bisa olahraga selama satu minggu. Atau suasana hati sedang buruk sekali sehingga setelah 3 hari sukses nggak marah ke anak-anak, hari ini kelepasan marahin mereka. Bisa juga gagal makan sayur dan buah secara rutin karena pergi liburan yang nggak memungkinkan kita menjalankan pola makan seperti saat di rumah. Atau ya lagi males aja gitu. Nggak papa. Jangan lantas merasa seluruh usaha kita menjalankan resolusi itu gagal.
Semua orang punya pasang surutnya kok. Jadi ketimbang berhenti di tengah jalan, lebih baik kita catat dan pelajari penyebab kesalahan itu. Lalu kembali lagi ke jalan yang benar sambil berusaha menghindari penyebab kegagalan tersebut.
6. Evaluasi
Evaluasi aktivitas kita dan hasil yang kita capai setiap beberapa waktu. Idealnya 3 bulan sekali. Seperti anak sekolah ya, tiap term ada evaluasinya. Begitu juga dengan resolusi tahun baru kita. Dengan melakukan evaluasi, kita jadi tahu mana resolusi yang sesuai track dan bisa diteruskan sampai akhir tahun, mana yang sebaiknya kita tunda di tahun berikutnya.
7. Minta Dukungan Dari Orang Lain
Kalau kita sendiri merasa kewalahan atau merasa nggak mampu mencapai tujuan kita seorang diri, mintalah dukungan dari orang-orang terdekat. Hal itu akan membuat kita akan lebih termotivasi untuk menyelesaikan resolusi yang kita buat. Atau kita juga bisa meminta bantuan profesional seperti psikolog. Jangan takut berkonsultasi ke psikolog. Mereka nggak cuma membantu orang-orang yang memiliki masalah kesehatan mental kok. Justru psikolog bisa membantu kita menyusun strategi untuk mencapai tujuan kita.
Nah dengan mempraktikkan 7 cara tersebut, InsyaAllah resolusi tahun baru kita nggak cuma angan-angan semu di awal tahun ya.
Resolusi 2019 Ala Saya
Saya sendiri akhirnya memutuskan nggak bikin resolusi yang benar-benar baru untuk tahun depan. Sekadar memperbaiki indikator ibu profesional serta misi hidup dan produktivitas yang saya buat untuk Nice Homework #2 dan #8 program matrikulasi Ibu Profesional. Karena menurut saya itu sudah mencakup tujuan utama saya, yaitu menjadi pribadi, istri dan ibu yang sehat, bahagia, produktif dan bermanfaat bagi keluarga.
Untuk tahun 2019 ini, prioritas utama saya adalah mendampingi anak-anak belajar karena si kakak akan menjalani PSR (Peperiksaan Sekolah Rendah) di akhir tahun 2019. Sementara adik tahun ini masuk Primary School di usianya yang masih terlalu muda sebenarnya. Sehingga mereka pasti memerlukan kehadiran saya lebih intens lagi.
Selain itu saya juga ingin fokus meningkatkan ketrampilan saya di bidang blogging sehingga bisa menjadi blogger profesional. Dalam arti bisa mendapatkan penghasilan secara rutin lagi dari menulis blog dan konten yang beberapa tahun ini saya tinggalkan.
But once again, meski tradisinya resolusi ini dibuat di akhir tahun untuk dilaksanakan sepanjang tahun depan, saya nggak ngoyo untuk memulai semua ini serentak di hari pertama bulan Januari 2019. Euforia tahun baru yang bertepatan dengan hari pertama anak masuk sekolah di tahun ajaran baru bisa membuat saya hilang fokus. Ya, meskipun saya nggak merayakan tahun baru, sudah nggak kuat euy begadang demi nungguin detik-detik pergantian tahun. Bagi saya pribadi, akan lebih baik kalau kita memilih hari di mana kita cukup istirahat, semangat dan dikelilingi oleh orang-orang yang positif sebagai titik awal pelaksanaan resolusi.
Untuk itu saya memilih untuk mengerjakan satu per satu dalam periode waktu tertentu. Seperti yang saya tulis di atas, one step at a time, start small.
Mohon doanya supaya saya bisa konsisten melaksanakan resolusi tahun baru saya ini, ya. Kalau resolusi teman-teman-teman untuk tahun 2019 apa aja nih?
alfakurnia
Lifestyle blogger yang suka berbagi tentang review produk, kisah sehari-hari, pengalaman parenting dan banyak lagi. Juga suka menulis resensi buku dan produk skincare di blog alfakurnia.com
7 thoughts on “7 Cara Agar Resolusi Tahun Baru Berhasil Dilaksanakan”
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.
Makasih tips nya mbak Alfa. Semoga bisa sy bisa ikut menerapkan ya. Suka banget sama buat plan untuk 1 target resolusinya.
sama-sama, Mbak. Semoga resolusi kita tercapai semua ya.
Seruuuu tipsnya.. thanks for sharing, mba.. ???
sama-sama, Mbak Dian.
kereeen
terima kasih, Mbak Shindie.
Semoga Istiqomah menjalankan resolusinya. Btw, aku suka dengan planning blognya, sedikit tapi pasti.
Dan dirimu sukses membuat aku kangen ngeblog. Huuaaaa. …. ðŸ˜