Seperti kata @sabai di sini, minggu ini adalah World Breastfeeding Week dimana organisasi ibu menyusui di seluruh dunia termasuk AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) menggunakan momen ini untuk berkampanye semaksimal mungkin mengenai manfaat-manfaat menyusui bagi ibu dan anak. Tahun ini tema kampanye WBW yang diusung oleh AIMI adalah “Menyusui: Sepuluh Langkah Menuju Sayang Bayi,” dengan slogan “Sayang Bayi, Beri ASI”.
Kenapa menyusui saja perlu dikampanyekan dan disosialisasi? Bukankah menyusui itu proses alamiah seorang ibu memberi makan untuk anaknya? Well, banyak alasan kenapa banyak ibu yang tidak mau menyusui, mulai dari ASI-nya tidak keluar, takut bentuk payudaranya berubah menjadi tidak bagus, promosi susu formula yang berlebihan sampai malas karena tidak praktis. Tidak praktis? Iya, antara lain karena ibu harus membawa anaknya kemana-mana supaya dapat disusui setiap si anak menginginkan, malu jika harus menyusui di tempat umum sehingga ia harus “terkurung” di rumah sampai anak disapih, padahal yang namanya menyusui nggak cuma sampai ASI Eksklusif 6 bulan tapi berlanjut sampai 2 tahun atau lebih tergantung kesepakatan anak dan ibu.
Soal menyusui di tempat umum ini yang paling sering dipersoalkan oleh banyak pihak, bahkan dari kaum perempuan sendiri seringkali memandang risih kegiatan ini. Bahkan ada juga yang menganggap menyusui di tempat umum dan tanpa sengaja memperlihatkan payudara adalah pornoaksi. Padahal, banyak ibu yang mau tidak mau harus menyusui di tempat umum karena terbatasnya ruangan ibu dan anak atau nursery room. Anak yang minum ASI tidak seperti anak yang diberi susu formula yang bisa diperkirakan waktu minum susunya. Kadang anak minta menyusu bukan saja karena ia haus atau lapar tapi juga karena merasa tidak nyaman.
Sebagai mantan ibu menyusui yang tidak menggunakan jasa babysitter sampai Cinta berusia 6 bulan, sejak ia berusia 1 bulan sudah saya ajak kemana-mana; bank, mall, arisan, dsb. Kalau dibilang egois ya bolehlah. Tapi sekedar membela diri, saya pun tidak bisa hanya diam di rumah sampai anak saya selesai masa menyusui. Bahkan seorang ibu pun punya hak untuk melihat dunia luar kan? Sementara anak tidak bisa ditinggal di rumah karena tidak ada yang menjaga.
Awalnya tentu saya merasa risih harus menyusui di tempat umum, sayangnya tidak semua lokasi yang saya datangi menyediakan tempat khusus menyusui. Di Surabaya, hanya 2 mall yang ada nursery roomnya di tiap lantai, yaitu di Galaxy Mal dan CITO (City of Tomorrow) itu pun yang di Galaxy Mal jadi satu dengan toilet untuk anak. Untuk mengantisipasi hal itu biasanya Cinta saya susui dulu di mobil selama perjalanan dan menyelesaikan segala urusan sebelum tiba saat menyusu berikutnya. Tapi kadang tidak selalu berjalan lancar, saat sedang makan atau belanja tiba-tiba dia menangis minta minum, mau tidak mau harus diberi. Saking malunya, saya beberapa kali menyusui Cinta di toilet umum tapi kemudian saya sadar bahwa anak saya tidak layak menyusu di tempat seperti itu. Hei, kita pun nggak mau kan makan di kamar mandi? Memerah ASI dan menyimpannya di botol untuk diberikan saat di tempat umum juga pernah saya lakukan, sayang Cinta lebih suka minum ASI langsung dari kemasan aslinya daripada botol.
Sampai akhirnya saya berusaha masa bodoh, saat anak minta disusui dimanapun saya berada pasti berusaha mencari tempat senyaman mungkin untuk menyusui. Pakai baju yang cukup sopan sehingga ketika dibuka tidak (terlalu) menampakkan tubuh, ditutupin pakai selimut, mojok, dan masih banyak trik-trik lain. Lalu berkenalanlah saya dengan nursing apron, nursing dress, nursing shirt yang membuat saya bisa menyusui kapanpun, dimanapun tanpa khawatir ada bagian tubuh saya yang akan terekspos. Yayaya, tidak dipungkiri beberapa kali saya mendapatkan tatapan yang kurang bersahabat, tapi saya tak peduli. Yang penting anak nyaman, kenyang & bahagia karena mendapatkan kebutuhannya.
Selamat merayakan Pekan ASI Sedunia, semoga semakin banyak anak Indonesia yang memperoleh haknya yaitu ASI dan semakin banyak ibu yang tahu trik-trik menyusui di tempat umum dengan elegan.
alfakurnia
Lifestyle blogger yang suka berbagi tentang review produk, kisah sehari-hari, pengalaman parenting dan banyak lagi. Juga suka menulis resensi buku dan produk skincare di blog alfakurnia.com