Sore ini saya lagi sedih karena mendengar bahwa anak-anak dan keponakan beberapa teman saya positif Covid-19. Yah, memang enggak bisa dihindari, ya. Karena saat ini hampir semua sekolah di Indonesia sudah menjalankan pertemuan tatap muka. Begitupun sekolah anak-anak saya.
Jujur saja saat menerima pengumuman PTM penuh waktu 100% kapasitas dari sekolah pada minggu terakhir tahun 2021 lalu, saya merasa cemas. Apalagi kemudian berita tentang Omnicron yang mulai masuk ke Indonesia mulai beredar di media sosial.
Saya pun mulai mencari informasi tempat yang menyediakan vaksin Covid-19 untuk anak usia 6 – 12 tahun. Ketika berhasil menemukannya di klinik dekat rumah dan mendapatkan jadwal vaksin untuk Keenan, qadarullah dia flu. Akhirnya saya pun membatalkan jadwal vaksin tersebut.
Tepat di hari terakhir bulan Desember tahun lalu, ketika saya dan Keenan jalan pagi, tantenya anak-anak tiba-tiba mengirim pesan di whatsapp mengajak Keenan untuk vaksin Covid-19. Kebetulan lagi tempat vaksinnya tidak jauh dari rumah.
Dengan sedikit bujukan (termasuk dapat reward sarapan di McDonald’s setelah vaksin), Keenan pun bersedia. Jadilah kami tergopoh-gopoh kembali ke rumah untuk menyiapkan fotokopi kartu keluarga sebagai syarat pendaftaran vaksin Covid-19 untuk anak. Keenan yang belum sempat sarapan pun saya minta untuk minum susu agar perutnya terisi sedikit sebelum berangkat.
Sesampainya di Posko Vaksin 24 Jam Polres Sidoarjo yang bertempat di Jalan Pahlawan depan McDonald’s Taman Pinang, adik saya dan anaknya sudah menunggu. Mereka juga yang menuliskan formulir dan mendaftarkan Keenan sekalian dengan sepupunya, Alya. Jadi kami tinggal duduk manis menunggu antrian.
Alhamdulillah, setelah vaksin Covid-19 untuk anak dosis pertama Sinovac, Keenan tidak mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Tidak ada demam atau batuk, hanya sedikit nyeri pada bekas suntikan. Itupun sudah hilang keesokan harinya.
Vaksin Covid-19 untuk Anak, Perlukah?
Kalau ditanya perlu atau tidak? Saya tentu bilang perlu. Vaksin Covid-19 memang masih banyak pro dan kontranya, tapi saya mengikuti anjuran dari para ahli saja. Memberikan vaksin Covid-19 pada anak-anak saya menjadi salah satu ikhtiar untuk melindungi anak-anak saya dari paparan SARS-CoV-2 dan berbagai variannya.
Apalagi anak-anak juga sudah menjalani PTM 100% penuh waktu. Dengan adanya vaksin memberi rasa aman melepas mereka ke sekolah, tentunya dengan tetap melakukan prokes ketat.
Baca Juga: Program Vaksin Kebangsaan 6-in-1 di Brunei
Pendaftaran Vaksin Covid-19 Anak Usia 6 – 12 Tahun
Alhamdulillah sekarang tidak sulit ya mencari tempat untuk vaksin Covid-19 anak 6 – 12 tahun. Sebagian besar sekolah sudah bekerja sama dengan Puskesmas terdekat mengadakan vaksin di sekolah. Beberapa RSIA dan klinik juga sudah menyediakan vaksin untuk anak di bawah 12 tahun.
Kalau sekolah tidak menyelenggarakan, cari aja Posko Vaksin yang biasanya digelar oleh Polres setempat. Syaratnya pun mudah, kok:
Syarat Vaksin Covid-19 untuk Anak 6 – 12 tahun:
- Membawa fotokopi kartu keluarga.
- Anak dalam keadaan sehat (tidak demam, batuk atau pilek).
- Mengisi formulir yang telah disediakan.
Yang juga penting dipersiapkan adalah mental dan fisik anak. Usahakan anak sudah sarapan sebelumnya dan jauh-jauh hari beri mereka pengertian kalau akan vaksin. Mungkin anak akan protes karena takut sakit. Ini wajar, yah. Orang dewasa aja banyak kok yang takut disuntik.
Tapi, jangan berbohong pada anak dengan bilang kalau disuntik itu tidak sakit. Lebih baik kita jujur di awal dengan bilang, “Iya, nanti mungkin akan sakit saat disuntik tapi ini bisa bikin adik terlindungi dari virus Covid-19.” Atau dengan bahasa lain yang lebih mudah diterima anak.
Oya, saat mengisi formulir pastikan no telepon yang dimasukkan benar. Karena setelah vaksin kita akan mendapatkan SMS sertifikat vaksin dan jadwal vaksis dosis ke-2. Lebih bagus lagi kalau no telepon tersebut terhubung dengan aplikasi PeduliLindungi. Supaya sertifikat vaksin anak dapat segera kita akses melalui aplikasi.
Berdasarkan pengalaman saya, aplikasi PeduliLindungi hanya dapat memuat 4 sertifikat vaksin, jadi kalau orang tua berencana vaksin booster, sebaiknya anak memiliki aplikasinya sendiri di nomer telepon yang berbeda. Supaya semua sertifikat dapat tersimpan dengan baik di aplikasi masing-masing.
Waspada dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
Untuk anak, jenis vaksin yang digunakan adalah Coronavac (Sinovac) dengan dosis 3ยตg (0,5 ml). Vaksin ini diberikan secara intramuskular dengan sebanyak dua kali pemberian dengan jarak dosis pertama ke dosis kedua 4 minggu.
Menurut Ketua Komisi KIPI, Prof. Hindra Irawan Satari, KIPI atau efek samping serius dari pemberian vaksinasi Covid-19 pada anak usia 6 – 11 tahun cenderung lebih rendah dibandingkan orang dewasa. Ini membuktikan bahwa pemberian vaksinasi Covid-19 pada anak usia SD aman.
Kalaupun ada KIPI ringan seperti nyeri lokal pada bagian yang disuntik, demam dan batuk, adalah hal yang wajar sebagai bentuk respon tubuh terhadap vaksin yang disuntikkan. Tapi tetap saja kita harus memperhatikan kondisi anak setelah imunisasi, ya.
Jika anak mengalami reaksi ringan, Prof Hindra menyarankan agar segera beristirahat pasca imunisasi. Bila anak demam bisa minum obat sesuai dosis yang dianjurkan dan cukup minum air putih. Dan untuk nyeri lokal, anak disarankan tetap menggerakkan lengan dan diberikan kompres air dingin.
Apakah ada kemungkinan anak mengalami KIPI yang serius? Yah mungkin aja. Kalau terjadi demam setelah 48 jam penyuntikan vaksinasi, Prof. Hindra menganjurkan agar anak segera melakukan isolasi mandiri dan tes Covid-19. Kalau keluhan tidak berkurang langsung hubungi nomor kontak petugas kesehatan yang tertera di kartu vaksinasi atau ke fasilitas pelayanan terdekat.
Baca Juga: Daftar Obat yang Harus Ada di Rumah
Keenan dan Vaksin Covid-19 Dosis Kedua
Sesuai ketentuan, Keenan menerima dosis kedua vaksin Covid-19 4 minggu setelah dosis pertama, yaitu pada 29 Januari 2022 lalu. Berbeda dengan dosis pertama yang serba mendadak, kali ini kami lebih well prepared. Walau tetap saja anaknya bilang, “Aku nggak mau vaksin lagi.” Atau “Kenapa harus vaksin lagi? Kenapa harus vaksin Covid?”
Bahkan sampai sebelum berangkat ke Posko Vaksin 24 Jam Polres Sidoarjo pun dia masih protes seperti itu. Ya sabar aja ya. Tetap jelaskan dengan baik. Kadang anak begitu bukan karena mereka tidak paham tapi karena mereka takut. Jadi yang dibutuhkan ya rasa aman dari kita, bukan malah dimarahi hanya karena kita kesal atau capek menjawab hal yang sama berulang kali.
Alhamdulillah saat vaksin dosis kedua kemarin juga berjalan dengan lancar. Meski Keenan nangis setelahnya, berbeda dari suntik dosis pertama. Katanya sih rasanya lebih sakit dan setelah itu seharian makan terus. Hampir tiap 2 jam minta makan.
Oya, saat suntik, saya sempat tanya ke vaksinatornya tentang Keenan yang tidak mengalami reaksi apapun setelah vaksin dosis satu. Menurut beliau, reaksi vaksin juga tergantung pada kondisi tubuh anak saat menerima imunisasi. Jadi kalau tidak ada reaksi ya bukan berarti vaksinnya tidak bekerja. Kalau ada reaksi harus ditangani dengan baik.
Selain lapar, tidak ada reaksi lain yang dialami Keenan sampai hari ini, hari ketiga setelah memperoleh dosis kedua vaksin Covid-19 untuk anak usia SD. Jadi insyaAllah vaksin Covid-19 sesuai dosis aman untuk anak.
Tapi, kalau anak punya kondisi kesehatan khusus mohon konsultasi dulu ke dokter, ya. Pastikan anak dalam kondisi sehat saat vaksin dan jujur saat petugas melakukan screening kesehatan. InsyaAllah ikhtiar ini dan prokes bisa melindungi anak-anak dari paparan virus Covid-19. Kalaupun akhirnya terpapar dan hasil PCRnya positif, semoga anak bisa lebih kuat imunnya dan segera pulih. Aamiin.
Sumber:
– https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20220125/4739219/kipi-serius-pada-anak-jauh-lebih-rendah-dibanding-dewasa-dan-lansia/
– https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20220126092520-255-751327/kenali-efek-samping-atau-kipi-vaksin-covid-19-anak
– https://www.kompas.com/sains/read/2021/12/21/103100423/kondisi-anak-usia-6-11-tahun-yang-boleh-dan-tidak-boleh-vaksin-covid-19?page=all
– https://edukasi.kompas.com/read/2021/12/20/150400671/manfaat-menerima-vaksin-covid-19-anak-6-11-tahun-siswa-perlu-tahu?page=all
alfakurnia
Lifestyle blogger yang suka berbagi tentang review produk, kisah sehari-hari, pengalaman parenting dan banyak lagi. Juga suka menulis resensi buku dan produk skincare di blog alfakurnia.com
15 thoughts on “Mendampingi Si Kecil Vaksin Covid-19 untuk Anak”
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.
Masyaa Allah Keenan pemberani..
Saya pun agak khawatir dengan PTM 100% di sekolah anak saya.
Alhamdulillah, bener kata Mba Alfa, banyak sekolah kerjasama dengan puskesmas menyelenggarakan vaksin, termasuk TK anak saya. Tapi anak saya belum bisa ikut karena usianya masih di bawah 6 tahun. Semoga aman semua. Aamiin.
Setuju dengan waspada dengan kejadian ikutan pasca imunisasi ini. Kita mesti membekali diri dengan pengetahuan ini, supaya bisa mendampingi anak dengan siaga ya Mbak.
Masyaa Allah, anak.y dah vaksin, adik sy belum soal.y masih takut dianya
Sehat selalu semuanya, aamiin
Hebat Keenan! bisa jadi contoh yang lain. Artikel yang informatif .๐
Masya Allah tabarakallah, pinter banget Mas Kenan ya. Semoga sehat selalu ya, makasih udah sharing soal Vaksin Covid untuk anak ya mba, sangat bermanfaat
Saya setuju dengan Mba Alfa bahwa vaksin untuk anak-anak itu perlu. Anak-anak tentu juga butuh proteksi agar kekebalan tubuhnya kuat di tengah pandemi Covid-19 seperti ini. Nah, yang perlu dipikirkan sebelum vaksin ke anak-anak ini sepertinya bagaimana cara menjelaskan ke mereka agar mau vaksin ya Mba ๐
Waaah… Saya belum tahu respon anak-anak jika diajak vaksin Mb.
Mereka masih takut sama jarum suntik.
Jadi yang perlu diperhatikan adalah KIPI-nya ya, mbak. Noted. Terima kasih sharing-nya. Semoga kita semua selalu sehat.
Keenan hebat, berani vaksin
jadi ibu harus cerdas ya mbak, sebagai ortu harus paham banget dengan KIPI
anak sy baru dosis pertama, mau vaksin dosis ke2 kok pas stoknya habis
Yang paling penting juga mental anak yang mesti dipersiapkan ya, anak aku belum vaksin. Tapi malah aku yang takut, hehe..
Insya Allah nanti anak aku pun berani kayak keenan ya
MasyaaAllah Keenan berani, hebat!.
Ikhtiar ya Mbak, insyaaAllah manfaat kepada tubuh anak-anak, sehingga lebih kuat imun tubuhnya. Wah, Mbak tempat tinggalnya di Sidoarjo ya. Beberapa waktu lalu, sempat mengunjungi Sidoarjo, qodarullah kita belum kenal ya mbak.
Anak anakku juga sudah vaksin dosis 1. Dan orangtua diwajibkan hadir mendampingin anak๐
Keenan hebat dan berani vaksin
Semoga jadi kuat menghadapi virus-virus nakal dan selalu sehat ya nak
Bener mbak harus jujur pada anak kalau disuntik vaksin itu sakit. Ssakitnya udah nggak kaya digigit semut lagi, huhu