Sudah hampir semingguan ini rasanya body not delicious. Nggak tahu apa penyebabnya, sering sakit kepala, perut kembung dan badan gampang kedinginan. Mana tiap bangun tidur bukannya terasa segar, malah seperti habis digebukin orang. Karena nggak enak badan yang berlarut-larut ini, akhirnya mood pun ikut berantakan. Bawaannya jadi kemrungsung. Gampang marah, cepat capek. Serba nggak enak deh. Senggol bacok aja gitu >_<
Dan seperti lingkaran setan, saat emak cranky anakpun jadi ikutan rewel. Karena anak rewel, emak jadi makin sutris. Gitu terus. Sampai 2 hari yang lalu rasanya udah burnt out, nggak tahan lagi.
Kalau nggak inget punya tanggung jawab ngurusin dua krucil tersayang yang nggemesin itu, udah pengen kabur menyendiri kaya yang dilakukan tokoh Eliza Welsh yang diperankan Uma Thurman di film Motherhood biar bisa total mengistirahatkan badan dan pikiran.
Tapi tiba-tiba, begitu keluar rumah untuk nganter Cinta sekolah dapat banyak sekali kejutan kecil yang manis dari Tuhan. Mulai dari pengemudi-pengemudi yang murah hati ngasih jalan di persimpangan waktu buru-buru dan harus nyetir sendiri. Matahari yang bersinar hangat dan bikin badan yang sejak semalam kedinginan jadi nyaman. Keenan yang selama beberapa hari terakhir cuma mau makan pisang, eh hari itu mau makan nasi butter keju untuk sarapan; beberapa sendok nasi + sup ayam dan sebiji pisang untuk maksi, seperempat potong buah pir untuk camilan sore dan separuh mangkuk nasi campur sayur, ayam cincang & keju untuk makan malam.
Cinta yang belakangan pulang sekolah dengan wajah cemberut, kemarin berseri-seri. Mau makan siang banyak dan telaten banget nemenin adeknya main sehingga si mamak sempat leyeh-leyeh ngeliatin mereka sambil menyelesaikan proyek crochetnya. Juga mbak-mbak pelayan di restoran Almalabar yang mau bantu gendong dan ajak main Keenan sehingga mamanya bisa makan dengan santai dan masih banyak lagi. Mungkin kalau dihitung satu per satu nggak cukup 20 jari tangan.
Pengalaman sehari itu bikin saya sadar, memang paling benar itu mengeluh dan ngadu sama Tuhan. Mungkin Dia nggak langsung menyelesaikan masalah saya tapi pasti ada hal-hal yang Tuhan kasih untuk membantu saya melewati hari yang terasa berat. Asal mau buka mata dan hati menerima hadiah-hadiahNya ketimbang hanya fokus pada masalah yang kita hadapi. Bahkan saat berada di titik terendah pun setidaknya Dia masih memberi kita kesempatan untuk bernafas dan melakukan sesuatu, sementara di tempat lain seseorang tengah menghembuskan nafas terakhirnya.
So, sudahkah Anda bersyukur hari ini, temans?
alfakurnia
Lifestyle blogger yang suka berbagi tentang review produk, kisah sehari-hari, pengalaman parenting dan banyak lagi. Juga suka menulis resensi buku dan produk skincare di blog alfakurnia.com
2 thoughts on “Counting The (Small) Blessings”
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.
iya ya. bersyukur pun sebaiknya untuk hal2 sederhana juga