Cegah Gangguan Mata Anak di Era Digital

Beberapa waktu lalu, anak sulung saya mengeluh penglihatannya kurang jelas meski sudah memakai kacamata. Karena di Brunei agak sulit mendapati dokter mata, kami pun mengunjungi toko kacamata yang memiliki optician untuk memeriksa kondisi matanya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, anak saya harus mengganti lensa kacamatanya dengan lensa minus yang lebih tinggi plus lensa silinder. Setelah menggunakan kacamata baru, alhamdulillah dia lebih nyaman saat melihat.

Anak sulung saya sudah menggunakan kacamata sejak berusia 10 tahun. Ada rasa sedih saat anak mulai mengeluh penglihatannya kabur. Sebagai ibu saya merasa kek gagal gitu jaga mata anak. Meski mungkin juga faktor keturunan ya, karena saya dan suami pun mengalami gangguan mata miopia atau rabun jauh.

Tadinya saya khawatir dia akan merasa nggak percaya diri karena harus pakai kacamata di usia muda. Namun ternyata beberapa teman sekolahnya juga sudah menggunakan kacamata, sehingga dia nggak merasa asing berada di tengah teman sebayanya.

Saya perhatikan juga, sekarang semakin banyak anak yang harus berkacamata karena berbagai gangguan kesehatan mata. Sehingga anak berkacamata bukan lagi hal yang asing di sekitar kami. Bagaimana dengan lingkungan teman-teman, adakah anak yang mengalami gangguan mata?

Gangguan Mata pada Anak

Era digital memang telah membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia, termasuk dalam hal penggunaan teknologi. Teknologi digital, seperti komputer, laptop, smartphone, dan tablet, telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk anak-anak.

tips menjaga kesehatan mata anak

Penggunaan teknologi digital yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mata, termasuk pada anak-anak. Beberapa gangguan mata yang umum terjadi pada anak adalah:

Mata lelah

Mata lelah adalah kondisi yang ditandai dengan mata yang terasa berat, merah, gatal, dan berair. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penggunaan teknologi digital yang berlebihan.

Rabun jauh

Rabun jauh adalah kondisi yang ditandai dengan penglihatan yang buram untuk objek yang dekat. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk faktor keturunan, faktor lingkungan, dan faktor gaya hidup, seperti penggunaan teknologi digital yang berlebihan.

Gangguan mata ini biasanya muncul karena anak terlalu sering melihat dekat terutama layar gawai atau TV yang mengakibatkan otot mata bekerja lebih keras. Menurut artikel yang saya kutip dari sebuah situs berita, lensa mata yang dipaksa bekerja dengan melihat dekat akan terus mencembung sehingga beresiko mengalami mata minus atau rabun jauh.

Mata malas atau amblyopia

Amblyopia adalah kondisi di mana salah satu mata tidak berkembang secara optimal karena otak mengabaikan sinyal dari mata tersebut. Menurut sebuah situs kesehatan, ada tiga faktor utama penyebab mata malas. Yaitu mata juling, gangguan refraksi seperti rabun jauh, rabun dekat dan astigmatisme, serta gangguan medis lain seperti katarak atau kelopak mata turun.

Atasi Gangguan Mata pada Anak

Jika anak sudah mengalami salah satu gangguan mata, kita harus mengatasinya sesegera mungkin dengan berkonsultasi ke dokter mata. Beberapa hal yang biasanya disarankan dokter untuk mengatasi gangguan mata pada anak adalah dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak.

Untuk beberapa gangguan mata mungkin akan disarankan menjalani operasi refraktif yang bertujuan memperbaiki kornea mata secara permanen. Salah satunya adalah operasi LASIK.

Namun, tindakan ini sih biasanya nggak disarankan untuk anak-anak, ya. Karena daya penglihatan anak-anak dan remaja masih berubah-ubah sehingga tindakan LASIK nggak memberikan efek maksimal.

Pada umumnya operasi LASIK dapat dilakukan setelah anak berusia 18 tahun saat daya penglihatannya relatif tetap. Tapi bisa jadi dokter akan memberikan pertimbangan khusus untuk kondisi tertentu, ya.

gangguan mata pada anak

Tips Menjaga Kesehatan Mata Anak

Mengalami gangguan mata dan harus menggunakan kacamata atau lensa kontak bisa membuat anak merasa kurang nyaman dalam menjalani kesehariannya. Untuk mencegahnya, kita dapat berusaha menjaga kesehatan mata anak dengan cara berikut:

Berikan asupan makanan yang kaya vitamin A

Vitamin A penting untuk kesehatan mata, terutama untuk penglihatan di malam hari. Oleh karena itu, berikan anak asupan makanan yang kaya vitamin A, seperti wortel, brokoli, bayam, dan labu. Kita juga dapat memberikan suplemen atau vitamin untuk kesehatan mata.

Batasi waktu menonton TV atau bermain gadget

Anak-anak yang terlalu sering menonton TV atau bermain gadget berisiko mengalami masalah mata, seperti mata lelah, mata kering, dan rabun jauh. Jadi, batasi waktu anak menonton TV atau bermain gadget, yaitu maksimal 2 jam per hari. Atur juga jarak mata anak dari gadget sekitar 20—60 cm.

Rutini melakukan pemeriksaan mata

Pemeriksaan mata secara rutin penting untuk mendeteksi masalah mata sejak dini. Bawa anak ke dokter mata untuk pemeriksaan mata setiap tahun, atau lebih sering jika ada keluhan. Menurut dokter mata, idealnya anak mulai melakukan pemeriksaan mata sebelum masuk sekolah setidaknya 2 tahun sekali.

Berikan perlindungan mata dari sinar matahari

Sinar matahari yang berlebihan dapat merusak mata. Oleh karena itu, berikan perlindungan mata dari sinar matahari, seperti kacamata hitam dengan lensa UV.

Ajak anak bermain di luar ruangan

Bermain di luar ruangan dapat membantu meningkatkan kesehatan mata anak. Selain itu, bermain di luar ruangan juga dapat membantu anak untuk beraktivitas fisik secara teratur.

Selain itu, lakukan juga beberapa hal ini untuk menjaga kesehatan mata anak:

  • Ajari anak untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum menyentuh matanya.
  • Hindari membiarkan anak duduk terlalu dekat dengan TV atau layar komputer.
  • Berikan anak cukup istirahat.
  • Jika anak Anda mengalami gejala-gejala gangguan mata, segera bawa anak ke dokter mata untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Dengan menerapkan tips-tips di atas, semoga kita dapat membantu anak memiliki penglihatan yang sehat dan tajam, ya.

Suka dengan artikel ini? Yuk bagikan :)

alfakurnia

Lifestyle blogger yang suka berbagi tentang review produk, kisah sehari-hari, pengalaman parenting dan banyak lagi. Juga suka menulis resensi buku dan produk skincare di blog alfakurnia.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top
error: Content is protected !!