Asyik Belajar Sejarah Dengan Cara yang Menyenangkan

Asyik Belajar Sejarah Dengan Cara yang Menyenangkan

Siang itu saya sedang menemani si bungsu menyantap spaghetti favoritnya yang baru saja matang ketika running text di layar tv depan kami bercerita tentang sebuah wabah yang menyerang Batavia di tahun 1770-an. Wabah misterius tersebut menyerang orang yang berada di luar rumah selepas Maghrib dan menewaskan ribuan dari sekitar 120.000 penduduk Batavia saat itu. Kalaupun ada yang bertahan hidup, kondisinya nggak bisa lagi pulih seperti sebelumnya.

Tiba-tiba saja saya tertarik menonton tayangan itu dengan lebih seksama. Padahal mana pernah saya tertarik dengan kisah tentang Batavia di zaman dulu. Kisah Jakarta di masa modern aja sepertinya hanya berkutat dengan polusi, tata kota yang semrawut, banjir, perang politik, dan kesenjangan sosial. Nggak menarik, meski saya pernah tinggal dan mencari sesuap nasi di Jakarta.

Ceritakan saya kisah-kisah kerajaan Singasari, mulai dari cinta segitiga Ken Arok, Ken Dedes dan Tunggul Ametung sampai raja terakhir Kertanegara yang bercita-cita menyatukan Nusantara di tahun 1200-an menurut Kitab Negarakertagama. Atau kisah heroik Patih Gajah Mata yang bersumpah Palapa menyatukan Nusantara dalam naungan kerajaan Majapahit dengan Hayam Wuruk sebagai rajanya berdasarkan kitab Pararaton. Saya pasti senang hati mendengarnya. Karena memang saya suka sekali dengan cerita sejarah kerajaan dalam dan luar negeri.

Tapi, bagian kisah dari film dokumenter yang saya tonton itu mirip sekali dengan pandemi virus Covid-19 yang sedang kita alami saat ini. Sehingga akhirnya saya memutuskan untuk menontonnya.

Tahukah, teman-teman, wabah apa yang menyerang Batavia 250 tahun lalu? Wabah itu baru berhasil diatasi setelah 60 tahun dan masih berdampingan dengan kita sekarang, lho. Penyakit ini juga masih menjadi penyebab kematian jika nggak ditangani secara tepat. Ayo coba tebak dulu, nanti jawabannya akan saya beri di suatu bagian dalam tulisan ini. Tebakannya boleh ditulis di kolom komentar ya.

Nah, dari yang tadinya tertarik nonton karena wabah penyakit di abad 18, saya malah terkagum-kagum dengan segmen setelahnya yang menampilkan peta kota Batavia. Cantik dan rapi sekali, Teman-teman. Apalagi dengan arsitektur perpaduan Eropa dan Jawa yang membuat gedung-gedung di Batavia kokoh dan nyaman ditinggali saat itu.

Jakarta 250 tahun lalu ternyata menarik sekali dan sisa-sisanya masih bisa kita lihat di daerah Kota Tua. Gara-gara tayangan Building Batavia di channel History HD, saya jadi punya pandangan lain tentang Jakarta hanya dari sejarah pembangunan kota Batavia. Mungkin itu yang dinamakan tak kenal maka tak sayang ya.

Peta Batavia 1667. Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Batavia,_Dutch_East_Indies#

Hanya saja ada satu yang menarik perhatian saya selama menonton dokumenter arahan sutradara Justin Ong tersebut, yaitu usia narasumbernya. Mohon maaf saya lupa nama-nama beliau karena memang nggak sempat mencatat. Yang jelas usianya mungkin sekitar 60 – 70 tahun.

Dalam bahasa Inggris yang fasih, para narasumber dari Indonesia itu (ada satu orang asing juga) menjelaskan sejarah pembangunan Batavia seolah mereka mengalaminya sendiri. Sungguh saya kagum sekali sekaligus heran, apakah nggak ada ahli sejarah berusia muda? Apakah nggak ada generasi X dan milenial yang tertarik belajar sejarah?

Pentingnya Belajar Sejarah

Kata suami saya sih pasti banyak sejarawan yang satu generasi dengan kami. Hanya saja untuk film dokumenter pasti yang terbaiklah yang dipilih menjadi narasumber dan bisa diterima oleh kalangan internasional. Seperti alasan pemilihan Pak William Wongso mendampingi Gordon Ramsay masak rendang di acara Gordon Ramsay: Uncharted.

Keheranan saya terjawab ketika mengikuti Live Instagram “Asyiknya Belajar Sejarah” di akun instagram Teh Ani Berta dengan narasumber Kang Asep Kambali beberapa waktu lalu.

Kang Asep Kambali ini adalah seorang sejarawan dan founder Komunitas Historia. Nah, nggak cuma ada sejarawan dari generasi X (eh apa malah generasi milenial ya? Kang Asep lahir tahun berapa sih? Kalau tahun 1981 aja udah masuk generasi milenial tuh hehehe), malah ada komunitas anak muda pecinta sejarah! Well… well… I learn something new everyday.

Memang sih nggak banyak orang suka belajar sejarah karena banyak hal. Antara lain karena banyak yang merasa sejarah itu banyak yang direkayasa dan nggak ada gunanya membahas masa lalu. Apa mungkin teman-teman salah satu di antaranya?

live instagram belajar sejarah

Kalau saya sempat suka belajar sejarah saat di bangku sekolah. Seru, kaya baca kisah fiksi aja. Karena kisah para pahlawan nasional itu nggak saya alami dan orang-orangnya nggak benar-benar nyata di hadapan saya.

Tapi, saya nggak suka kalau harus hafal Pangeran Diponegoro itu meninggal tahun berapa atau Kerajaan Samudera Pasai berdiri tahun berapa. Akhirnya lama-lama malas juga belajar sejarah karena banyak yang harus dihafal.

Nah, di acara ini, Kang Asep menceritakan tentang pentingnya belajar sejarah sebagai berikut:

Sejarah adalah perpaduan 3 dimensi waktu.

Menurut Kang Asep berdasarkan The Encyclopædia Britannica sejarah adalah masa lalu, masa kini dan masa depan. Hari ini nggak mungkin kalau nggak melalui masa lalu. Dan masa depan nggak akan ada kalau bukan karena hari ini. Contoh nyata aja, nggak akan ada kemerdekaan yang kita nikmati saat ini tanpa perjuangan para pahlawan di masa lalu. Dan nggak mungkin ada masa depan Indonesia maju yang gemilang kalau nggak kita perjuangkan bersama-sama di masa sekarang.

Sejarah ditulis oleh mereka yang menang di masa lalu. Tapi masa depan diciptakan oleh kita yang berjuang di masa kini.

Asep Kambali, sejarawan dan founder Komunitas Historia

Sejarah sebagai arah dan pijakan generasi yang hidup di masa kini

Kata Kang Asep, seperti orang yang amnesia, orang yang nggak mau belajar sejarah akan kehilangan arah dan pijakan. Karena sejarah menyangkut jati diri dan identitas seseorang atau bangsa.

Sejarah juga merupakan memori kolektif baik itu dari individu, kelompok atau bangsa. Dengan sejarah, kita akan tahu apakah hal yang kita lakukan ini sudah sesuai track atau belum.

Belajar sejarah bisa memahami budaya orang lain

Kang Asep menceritakan bahwa kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan bersama-sama dimulai dari deklarasi Sumpah Pemuda tahun 1928. Oleh karena itu kalau kita memahami sejarah ini, kita akan mengerti kalau semua suku yang ada di Indonesia punya peran dalam berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga, kita akan bisa menghargai sejarah dan budaya orang lain yang nggak sesuku dengan kita.

Cara Asyik Belajar Sejarah

Nah jadi memahami sejarah baik sejarah diri sendiri, kelompok dan bangsa itu penting banget, kan. Tapi gimana dong cara mempelajari sejarah dengan mudah?

Ada beberapa metode yang selama ini saya lakukan sehingga timbul sedikit ketertarikan untuk belajar sejarah. Dan cara ini cukup menyenangkan menurut saya. Yuk lanjut baca, siapa tahu teman-teman juga setuju.

Membaca Buku Sejarah

Nooo, I’m not talking about those boring history books we need to learn back at school.

Tahu nggak, yang pertama kali membuat saya cinta pada kisah-kisah kerajaan Nusantara adalah seri roman sejarah Gajah Mada yang ditulis oleh Langit Kresna Hariadi.

belajar sejarah dari buku

Roman yang bercerita tentang sepak terjang Gajah Mada dalam kariernya sebagai hulubalang hingga menjadi mahapatih suatu imperium besar di Nusantara, Kerajaan Majapahit ini lah awal saya menyukai sejarah. Setelah menyelesaikan lima seri itu, saya jadi makin penasaran untuk mencari tahu tentang sejarah kerajaan-kerajaan lain di Indonesia. Dan akhirnya mulai membaca artikel-artikel dan buku-buku non fiksi.

Jadi teman-teman bisa mulai mencari buku sejarah apa aja yang jadi minat teman-teman. Mau baca buku ensiklopedia anak atau biografi tentang pahlawan Indonesia pun boleh. Apapun yang kira-kira bisa membangkitkan rasa penasaran untuk belajar lebih jauh.

Apalagi sekarang banyak sekali buku-buku sejarah yang fokus pada salah satu sosok atau peristiwa tertentu. Bahkan nggak sedikit catatan pemikiran tokoh di masa lalu yang diterbitkan menjadi buku seperti Catatan Seorang Demonstran milik Seo Hok Gie atau Madilognya Tan Malaka. Pak Harto pun sebagai tokoh yang kontroversial memiliki beberapa buku biografi dan coffee table book yang menarik.

Menonton Dokumenter atau Film Bertema Sejarah.

Seperti yang saya ceritakan di atas, film dokumenter itu ternyata bisa menjadi sumber menyenangkan untuk belajar sejarah.

Ya, selain film G30S/PKI yang harus kita tonton tiap tanggal 30 September zaman masih sekolah dulu ya. Horor itu mah menurut saya. Btw, kalau dipikir-pikir cara kita belajar sejarah di sekolah dulu memang agak membunuh minat mempelajari masa lalu negeri ini deh.

Jujur aja saya nggak tahu banyak tentang film dokumenter karena saya bukan tipe penonton film. Tapi bagi teman-teman pecinta film coba deh mungkin bisa nonton film komedi Nagabonar yang dulu populer sekali dimainkan oleh om Deddy Mizwar.

Kabarnya film Kartini (2015) dan trilogi Merdeka yang terdiri dari Soekarno: Indonesia Merdeka, Darah Garuda dan Hati Merdeka juga mendapat tempat di hati para pecinta film sekaligus penikmat sejarah. Ada yang sudah nonton atau mungkin punya rekomendasi lain? Boleh nanti ditulis di kolom komentar yaa.

Kalau film dokumenter yang saya tahu dan bisa rekomendasikan ya yang saya tonton di channel History HD. Judulnya Building Batavia arahan sutradara Justin Ong yang memang sudah menghasilkan banyak sekali dokumenter berkualitas. Kalau ada kesempatan nonton deh.

Dari situ kita tahu kalau sejarah itu berulang. Wabah malaria terjadi pada abad ke-18 dan mengubah wajah Batavia. Lalu, pandemi flu Spanyol tahun 1918 juga mengguncang dunia. Belajar dari sejarah kedua penyakit ini, pandemi Covid-19 yang sedang kita alami ini ada kemungkinan akan berlangsung lama. Jadi mari saling menjaga dan mendukung agar kita bisa sama-sama survive dalam segi kesehatan fisik dan mental serta finansial.

Mengunjungi Museum

Saya tuh suka ke museum. Bagian yang saya sukai adalah melihat diorama dan membaca keterangan-keterangan peristiwa pada diorama itu. Yang masih segar dalam ingatan saya adalah saat mengunjungi Museum Kuala Belait dan Museum Royal Regalia di Brunei Darussalam.

royal regalia museum
Saya, Ibu dan anak saya di Royal Regalia Museum Brunei tahun 2019

Museum Kuala Belait banyak sekali bercerita tentang sejarah ditemukannya sumber minyak pertama di Kuala Belait. Yang kemudian dikelola oleh Shell Petroleum dan menjadi sumber pendapatan terbesar negara kaya minyak itu.

Sedangkan Museum Royal Regalia lebih banyak berkisah tentang para sultan yang pernah memimpin Brunei. Khususnya Sultan Haji Hassanal Bolkiah yang saat ini sedang berkuasa. Mulai dari masa kecilnya, penobatannya di umur 25 tahun sampai perayaan silver jubilee-nya 25 tahun lalu.

Baca Juga: Istiadat Perarakan 50 Tahun Sultan Brunei Bertahta

Bahkan kereta kencana yang terbuat dari kayu jati berlapis emas 18 karat yang dinaiki Sultan saat perayaan ke-25 tahun dia bertahta dipajang dengan megahnya di tengah sebuah ruangan khusus. Di depan dan belakang kereta terpasang puluhan manekin tanpa kepala yang mengenakan seragam punggawa kesultanan yang mengiringi parade sang Sultan. Dan di sekeliling ruangan berdiri foto lifesize orang-orang yang menghadiri parade itu. Jadi saat memasuki ruangan kita seolah-olah terlempar ke tahun 1992 dan menjadi bagian dari perayaan tersebut. Keren abis.

Kalau ke Brunei wajib banget main ke museum Royal Regalia ini, Teman-teman. Gratis kok.

Dari Mata Uang Indonesia

Kembali lagi ke live Instagram Asyiknya Belajar Sejarah, Kang Asep bercerita bahwa mata uang Indonesia bisa menjadi alat untuk belajar sejarah. Karena mata uang adalah simbol kedaulatan bangsa dan di setiap uang ada gambar pahlawan nasional atau para presiden yang pernah memimpin negara kita.

Ikut Komunitas Pecinta Sejarah

Kalau melihat banyaknya member Komunitas Historia, saya jadi yakin bahwa banyak generasi milenial yang suka belajar sejarah. Dan punya teman yang berbagi minat sama pasti bikin kita semangat mempelajari sejarah.

Walaupun saya belum ikut komunitas pecinta sejarah. Saya punya beberapa teman yang suka bercerita tentang pahlawan Indonesia.

Kawan saya di Brunei dulu, Mbak Sylvi, orang Padang asli suka sekali bercerita tentang perjuangan para pahlawan muslim Indonesia kalau kami lagi ngobrol berdua. Dari beliau lah saya tahu lebih dalam tentang Tuanku Imam Bonjol dan penyebab terjadinya Perang Padri dari sisi lain.

Teman saya satu lagi, Mbak Susi Ernawati, sering berbagi tentang kisah R.A. Kartini di blog dan status media sosialnya. Karena dia menjadi salah satu tim pembuat buku sejarah tentang pahlawan yang hari lahirnya selalu kita peringati setiap tahun itu.

Cara mereka bercerita dan point of view yang mereka ceritakan kadang berbeda dengan yang biasa saya baca. Sehingga selalu ada hal baru yang saya dengar dari mereka.

Jadi, sering berkumpul dengan pecinta sejarah menurut pengalaman saya bisa menambah pengetahuan tentang sejarah dengan cara yang lebih seru.

Oh, nggak terasa juga ya, tulisan ini sudah hampir 2000 kata. Teh Ani benar, sesekali menulis tentang hal di luar yang biasa kita tulis itu menyenangkan. Apalagi kalau itu sebenarnya kita sukai. Dari yang tadinya tulisan ini sekadar menyelesaikan tugas ISB Course Batch 2, bisa jadi sepanjang ini. Semoga teman-teman nggak bosan bacanya karena saya ternyata saya suka nulisnya.

Daftar Pustaka

  1. Wikipedia (2020) Batavia, Dutch East Indies. diakses pada 1 September 2020 dari https://en.wikipedia.org/wiki/Batavia,_Dutch_East_Indies
  2. Komunitashistoria.com. Komunitas Historia Indonesia – KHI. diakses pada 1 September 2020 dari https://www.komunitashistoria.com/about/history/
  3. Covid19.go.id (2020) Belajar dari Sejarah Pandemi Flu Spanyol 1918 diakses pada 1 September 2020 dari https://covid19.go.id/p/berita/belajar-dari-sejarah-pandemi-flu-spanyol-1918
  4. Live Instagram (2020) Asyiknya Belajar Sejarah diakses pada 28 Agustus 2020 dari akun Instagram Ani Berta https://www.instagram.com/p/CEb244KAuFf/
  5. Ong, Justin (Director) 2014. Building Batavia: History HD
Suka dengan artikel ini? Yuk bagikan :)

alfakurnia

Lifestyle blogger yang suka berbagi tentang review produk, kisah sehari-hari, pengalaman parenting dan banyak lagi. Juga suka menulis resensi buku dan produk skincare di blog alfakurnia.com

22 thoughts on “Asyik Belajar Sejarah Dengan Cara yang Menyenangkan

  1. Anak-anak termasuk yang suka baca sejarah atau googling informasi mengenai sejarah nih. Kadang-kadang minta diajak ke museum juga cuma yang ada di pikiran mereka museumnya seperti yang ada di luar hihihi. tapi gpp namanya juga belajar memahami perbedaan juga.

    Ternyata ada komunitas pencinta sejarah juga ya, lumayan bisa sharing ilmu di sana ya.

  2. Kalau Kang Asep yang bicara, sejarah jadi sangat menarik. Saya pernah hadir sewaktu beliau jadi nara sumber seminar sejarah di kota saya.

  3. Jadi ingat zaman sekolah dulu, pelajaran Sejarah ini dikenal sebagai pelajaran yang bikin ngantuk. Padahal sebenarnya bermanfaat dan menarik banget yaa. Kembali lagi, tergantung bagaimana cara penyampaian dan pengemasannya. Kalau yang mengajarkan caranya asyik, belajar Sejarah pun bisa jadi menyenangkan.

  4. Mempelajari sejarah ternyata sesuatu yang menarik. Sayangnya saya baru menyadari beberapa tahun belakangan ini. Mungkin karena kemasan penyampaiannya juga, ya. Dulu tuh kalau belajar sejarah rasanya membosankan banget

  5. Kalo sejarah diceritakan dan dibawakan dgn cara yg Menyenangkan ala IG live Kang Asep dan Teh Ani, kayanya aku juga bakal demen dah
    Guru sejarahku biyen kok ga asik yo Mba
    Eh, kita kan satu SMA, kayaknya guru sejarah kita sama dehhh
    Bapak yg ganjen itu lhooo 😀 Sukanya godain murid yg cantik2 wkwkwkwkwk

  6. Aku ngga bosen kok bacanya.. karena mbaknya menulis dengan hati hehe jadi terasa mengalir apalagi suka.. maka akan lebih mudah berceritanya.. walaupun kadang menulis tentang sejah agar sulit dan khawatir membosankan ya.. tapi memang harus sering sering menulis juga dan belajar dari teman teman yang suka menulis sejarah

  7. Belajar sejarah versi aku semasa kecil paling asyik dengerin sandiwara radio. Kirain fiksi, eh ternyata sejarah majapahi dsb yg di drama radio itu nyata. Terbukti saat asal njeplak jawab pertanyaan guru sejarah, ternyata bener katanya. Wkwkwk.

  8. Menarik…menarik.
    Aku juga suka belajar sejarah melalui cara-cara yang kekinian, seperti menonton. Dari nonton, biasanya aku bisa muncul banyak pertanyaan tuuh…jadi makin aya dan tau alur ceritanya.
    Anak-anakku kalau aku ceritain suka ketakutan.
    Masih cari cara agar mereka memahami sejarah dengan cara yang khas anak-anak…gitu.

  9. Belajar sejarah itu sangat menyenangkan kalo dilakukan dengan cara yang asyik. Melalui fillm, atau media lain. Aku sekarang justru suka dengan sejarah. Dulu pas waktu sekolah, malah gak suka. Rasanya bosan. Itu kayaknya karena cara belajarnya ya yang bosenin. Dan mungkin, guru-guru sekarang, dengan adanya teknologi, mengajar sejarah sangat bisa disukai murid-murid.

  10. Sebagian besar masyarakat kurang begitu suka dengan pelajaran sejarah karena harus banyak menghafal tanggal kejadian, tempat serta peristiwa penting. Namun kalau dipelajari dengan cara yang menyenangkan pasti semua juga jadi suka ya…
    Saya sendiri juga jadi suka sejarah, ketika mengunjungi museum dan tempat cagar budaya.

    1. Belajar sejarah memang menyenangkan. Apalagi kalau langsung ke tkp tempat bersejarah, aku kadang membayangkan kejadian ysng terjadi di sana. Rasanya seperti berpetualang ke masa silam sebuah sejarah

  11. Kalo bahas sejarah, aku jadi nyesel deh dulu wkt sekolah gak belajar bener2 soal sejarah Indonesia, krn pelajarannya bikin ngantuk. Kalo skrg? AKu malah seneng banget, jadi tau sejarahnya Indonesia itu dulu spt apa. Makanya pgn banget setelah punya anak skrg, perbanyak belajar sejarah, salah satunya mengunjungi museum2.

  12. Hiks, sedih, waktu sekolah sayal paling enggak suka pelajaran sejarah, identiknya dengan buku yang isinya penuh tulisan, serta nama dan angka yang sulit dihafal.
    Baru tertarik sekarang setelah punya anak, heuheu…

  13. Aku juga seneng looh mba belajar sejarah, salah satu mata pelajaran kesukaanku dulu. Tapi ya gitu, karena isinya suruh ngapalin tanggal-tanggal jadinya ya luntur deh semangat belajar sejarah. Memang harus dicarikan formula yang tepat agar kemasan belajar sejarah tampak menarik dan enggak suram.

  14. Sejarah itu penting diketahui dan harus disajikan dgn menarik biar ngga mboseni. Jaman kuliah belajar sejarah malas krn harus hapal banyak nama, tahun2 dll tapi sekarang setelah ngga sekolah malah semangat aku lo. Cari media pembelajaran yg asik aja.

  15. Belajar Sejarah yg paling ngena buat aku adalah saat nonton film dokumenter atau pergi ke museum, habis itu langsung cari2 tahu, apalagi klo ketemu guide yg pinter cerita tambah klop deh

  16. Aku dulu suka belajar sejarah dengan mengunjungi situs situs bersejarah macam candi gitu mba krena di daerah tempat tinggalku buanyaaaak banget candi candi baik yg terkenal kayak gedong songo, prambanan, borobudur dan candi candi yang ga terkenal juga dan sisanya malah sudah pada ambruk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top
error: Content is protected !!