Sudah hampir 1 minggu ini bermasalah dengan jadwal tidur siangnya Cinta. Biasanya selesai makan siang, Cinta langsung cuci muka, tangan, kaki dan pipis lalu minum susu lanjut tidur siang. Nah, seminggu ini bisa dibilang rutinitas itu kacau semua. Susah bener deh kalau diajak tidur. Kadang sampai emaknya ketiduran, eh dia asik main iPad, baca buku, berantakin mainan di kamar. Atau kalau pas ada temannya seperti sekarang, tiba-tiba aja saya bangun tidur, dia udah main di luar kamar. Kalaupun bisa tidur siang, itu baru di atas jam 3 sore dan bangunnya pun bisa lebih dari jam 5 sore. Lha, mau tidur malam jam berapa kalau gitu coba.

Memang sih, ada ibu-ibu yang nggak mempermasalahkan waktu tidur anak. Mau tidur siang kek, enggak kek, tidur jam berapa, bangun sore, tidur tengah malam, nggak masalah. Tapi buat saya itu masalah.

Saya dan Cinta ini dari dia bayi terbiasa dengan rutinitas: bangun tidur, mandi, sarapan, sekolah/main, makan siang, tidur, mandi, main, makan malam, main, ngemil, tidur. Kecuali saat kami sedang berlibur atau travelling, ketika salah satu jadwalnya itu kacau, terutama kebutuhan akan tidur dan makannya kurang terpenuhi, dia akan cranky. Nah, saya yang nggak cukup punya energi dan kemauan untuk menghadapi kecrankyannya itu.

Jadi gimana dong?

Masalah tidur ini memang kepentingan emaknya kok. Saya paham sekali, tidur siang itu nggak enak buat Cinta, karena  berarti waktunya bermain berkurang. Tapi, saat Cinta tidur, saya bisa melakukan hal lain yang nggak ada hubungannya dengan dia. Nulis, baca buku, ikut tidur siang juga atau kalau pas lagi di rumah sendiri dan nggak ada pembantu, ya waktunya saya bersih-bersih rumah, setrika, masak buat makan malam, dll.

Berdasarkan teknik dagangnya Toge Aprilianto sih, saat kita ingin anak melakukan sesuatu yang bukan kepentingannya, sebagai orang tua kita harus siap bayar. Masalahnya (lagi), saya nggak mau berdagang untuk hal yang satu ini dan makan. Kalau berdagang pun, bukan sesuatu yang menguntungkan anak. Hahaha emak serakah ya. Mau enaknya aja. Yaeyalah, kan manusia emang awalnya hidup berdasarkan prinsip enak-tidak enak. ketahuan emaknya Cinta belum lulus tahap ini waktu kecil dulu :p

Mending saya beli keinginan supaya Cinta kembali rutin tidur siang tanpa susah payah ini dengan cara lain. So far, saya sudah mengijinkan dia untuk main iPad 15 menit sebelum tidur, membacakan tidur, menutup semua korden supaya nggak silau (sesuai permintaannya), peluk-cium dan usap-usap perut mamanya sambil bermanja-manja. Eh, itu juga termasuk menguntungkan Cinta dong ya 😀

Cara terakhir yang cukup efektif adalah dengan mengacuhkan Cinta. Biasanya kalau mau tidur tuh, dia suka ngajak ngobrol, becanda, nyanyi-nyanyi, dll. Mungkin itu cara Cinta untuk mencari perhatian atau menyamankan diri sebelum tidur. Tapi beneran deh kalau diturutin, bisa nggak tidur-tidur. Jadi saya suka pura-pura tidur, baca buku atau mainan gadget. Lama-lama tidur sendiri dia.

Tapiiiii, saya kok ngerasa cara itu jahat, yah? Dengan mengacuhkan Cinta seperti itu saya merasa jadi menempatkan Cinta di posisi yang kurang penting dibanding kebutuhan saya untuk tidur, baca buku dan gadget. Serba salah ih. Ada ide lain nggak sih yang bisa membuat rutinitas tidur siang ini kembali seperti semula tapi kiranya nyaman buat saya dan Cinta?

Picture by: Awie R.
Model: Cinta

Suka dengan artikel ini? Yuk bagikan :)

alfakurnia

Lifestyle blogger yang suka berbagi tentang review produk, kisah sehari-hari, pengalaman parenting dan banyak lagi. Juga suka menulis resensi buku dan produk skincare di blog alfakurnia.com

2 thoughts on “Tidur Siang

  1. alo nia. kecukupan istirahat fisik itu taunya dari kebugaran saat terjaga. klo km sguh bergaul sama cinta, mestinya km bs bedain kpn cinta maksa melek n kapan cinta mmg blm lelah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top
error: Content is protected !!