Menanam Kacang Hijau

Awal tahun ini punya resolusi untuk lebih sering mengajak anak-anak beraktivitas di luar ruang, minimal 1 jam lah. Kadang sepulang sekolah Ugama sekitar jam 4 sore, saya bawa mereka main di taman bermain tapi seringnya sih karena capek dan masih banyak tanggungan pekerjaan rumah ya saya suruh mereka main di halaman belakang. Karena bosan cuma main-main nggak jelas, saya ajak Cinta untuk bikin science project sekaligus berkebun dengan menanam kacang hijau.

Kenapa kacang hijau? Karena biji kacang hijau mudah sekali ditanam. Masih ingat proyek IPA jaman SD kan? Kacang hijau diletakkan dalam wadah yang sudah diberi kapas basah lalu didiamkan dalam ruangan yang terkena sinar matahari. Tak lama kemudian si kacang hijau bertunas menjadi tauge. Niat awalnya memang cuma mau bikin tauge, sekaligus membandingkan mana yang lebih subur dan cepat tumbuh antara biji yang diletakkan di ruang terang dengan yang ada di ruang gelap.

Setelah si tauge tumbuh daun dan semakin besar, Cinta punya ide untuk menanamnya di halaman belakang. Dia bikin sendiri lubangnya, memindahkan tanaman dari mangkuk plastik ke dalam tanah dan menyiraminya hampir setiap hari.

Tanaman ini tumbuh semakin subur, apalagi saat masih sering hujan. Menurut beberapa informasi yang saya peroleh dari om google, tanaman ini dapat tumbuh optimal pada struktur tanah yang gembur, memiliki curah hujan optimal dan mendapatkan sinar matahari yang cukup. Lama-lama setelah hampir nggak ada hujan, daunnya mulai menguning tapi tetap hidup. Seminggu sekali ditambah tanah yang sudah mengandung pupuk supaya tetap bertahan di antara serangan semut dan cuaca yang terlalu terik.

Sejak bulan Maret lalu, mulai muncul polongnya. Awalnya saya nggak terlalu memperhatikan dan mengira polong yang mulai menghitam itu adalah daun yang mengering. Ternyata bukan. Karena serbuan asap dari kebakaran semak-semak di hutan dekat rumah, anak-anak saya larang main di halaman, saya pun hanya keluar untuk mencuci dan menjemur pakaian. Si kacang hijau pun sempat terlantar meski tetap disirami setiap 2 hari.

Baru satu minggu yang lalu kami memutuskan untuk memanen kacang hijau yang sudah banyak sekali polongnya. Tadinya saya kira polong yang hitam menunjukkan kacangnya sudah rusak, eh dugaan saya salah. Justru polong yang berwarna coklat dan hijau menandakan kacang hijau sudah dapat dipanen. Sedangkan polong yang masih hijau masih belum matang benar.

Seru juga berkebun dengan anak-anak. Cinta belajar tentang proses tumbuhnya tanaman dan merawat tanaman. Keenan asik bermain air dan tanah saat menyiram dan menambahkan tanah pada kacang hijau, saya pun mendapat pengetahuan baru tentang si kacang hijau. Abis ini mau nyoba menanam apalagi ya? Ada masukan?

Suka dengan artikel ini? Yuk bagikan :)

alfakurnia

Lifestyle blogger yang suka berbagi tentang review produk, kisah sehari-hari, pengalaman parenting dan banyak lagi. Juga suka menulis resensi buku dan produk skincare di blog alfakurnia.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top
error: Content is protected !!