Hari Minggu tanggal 9 November 2014 yang lalu, Indonesia Section Panaga Club dibantu oleh ibu-ibu dari komunitas keluarga Indonesia yang berdomisili di daerah Kuala Belait dan Seria, Brunei Darussalam atau yang biasa disebut komunitas KB Seria mengadakan Indonesian Bazaar. Acara ini memadukan bazar kerajinan, makanan khas Indonesia dengan permainan-permainan tradisional yang biasa digelar saat acara tujuh belasan di Indonesia. Selain itu juga ada berbagai macam aktivitas menarik untuk anak-anak dan nail art serta workshop angklung dan bikin artwork dari janur.
Untuk bazar seni dan kerajinan, tema yang kami pilih adalah keragaman budaya Indonesia dengan tujuan mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin dari hasil penjualan barang seni dan kerajinan itu. Untuk itu ibu-ibu yang terlibat dalam bazar ini dibebaskan memilih barang apa yang mau mereka jual. Uniknya dari 6 pedagang hampir semua jenis jualannya berbeda. Seperti mba Evita yang fokus pada jualan batik baik kain maupun aksesoris, mba Dewi dengan pernak-pernik batiknya dan Anggy yang memilih kain sasirangan sebagai barang dagangannya.
Alasan memilih kain ini adalah karena belum banyak orang asing yang mengenalnya. Kebanyakan orang hanya tahu batik dari Jawa dan tenun, sementara masih banyak motif kain tradisional lain yang belum terekspos seperti kain sasirangan yang berasal dari Banjarmasin ini. Apalagi daerah asal kain Sasirangan terletak satu pulau dengan Malaysia bagian Sabah dan Sarawak serta Brunei Darussalam, di mana kedua negara ini juga berbagi kebudayaan dengan Indonesia. Begitu pula dengan songket. Pasti banyak yang belum tahu kan kalau Malaysia dan Brunei pun punya kain songket? Untuk itulah motif-motif unik ini diperkenalkan supaya kita dan orang asing tahu ini milik Indonesia. Jangan sampai kelak diakui oleh tetangga sebelah baru kita marah-marah.
Sementara yang lain meski sama-sama berjualan tenun ada yang khusus berupa kain dan ada yang sudah dalam bentuk tas dan pernak-pernik ukiran. Tak ketinggalan aksesoris dari bahan perak, batu dan manik-manik yang cantik.
Karena kebanyakan barang yang dijual berupa kain, saya meminta teman-teman yang berjualan untuk membuat semacam katalog dalam bahasa Inggris yang berisi keterangan asal kain tersebut, cara pembuatannya dan dapat digunakan sebagai apa saja. Tujuan awalnya sih untuk menarik pembeli, karena berdasarkan info yang saya dapat, tidak banyak orang asing yang tertarik membeli kain karena mereka tidak mengenal makna dari motif-motif kain tersebut dan bisa dibuat apa.
Ternyata, hasil eksekusinya jauh lebih bagus dari yang saya bayangkan. Enggak sekadar membuat katalog, teman-teman penjual ada yang membuat standing banner, ada juga yang diletakkan dalam pigura dan dijadikan hiasan meja untuk mempercantik display jualannya. Tapi highlight saya adalah kreativitas mba Ika yang dengan telaten membuat semacam tag berisi keterangan bahan lengkap dengan peta Indonesia yang menunjukkan pulau asal bahan tersebut. Hebatnya, dia membuat tag tersebut untuk masing-masing barang jualannya yang berbeda-beda. Salut banget sama ketelatenan mba Ika. Padahal dia selain berjualan juga mengkoordinir pelaksanaan acara Indonesian Bazaar. Ah, keren bener ibu satu itu.
Pada akhirnya, pengunjung bazar kami selain melihat berbagai kerajinan khas Indonesia juga memiliki pengetahuan baru yang bisa mereka bagi ke orang lain. Jangankan mereka, saya saja belajar banyak kalau tenun itu ternyata banyak jenisnya, begitu pula dengan songket yang termasuk dalam salah satu jenis kain tenun dan tentu saja kain sasirangan. Pembeli pun mendapatkan tips memanfaatkan kain-kain tersebut. Selain jadi baju ternyata juga bisa digunakan sebagai runner meja, sarung bantal, aplikasi tas, hiasan dinding dan masih banyak lagi. Jadi enggak cuma batik saja yang bisa dipamerkan dari Indonesia, kain-kain lain juga banyak sekali yang dapat dibanggakan.
Beruntung sekali saya terlibat dalam bazar tahun ini. Bisa mengenal ibu-ibu yang kreatif dan memiliki semangat besar mengenalkan keragaman budaya Indonesia. Semoga dengan begini makin banyak orang yang tertarik untuk mengunjungi negara tercinta kami itu dan melihat langsung pembuatan kerajinan-kerajinan yang mereka beli lalu ikut mempromosikan Indonesia ke kerabatnya.
Yuk, selalu bangga dan mempromosikan kerajinan asli buatan negara sendiri. Kalau bukan kita, siapa lagi. Betul?
Pics koleksi pribadi Anggy & Alfa.
PS: Jangan cari saya di foto ini, bagian mondar-mandir enggak sempat foto-foto hiks.
alfakurnia
Lifestyle blogger yang suka berbagi tentang review produk, kisah sehari-hari, pengalaman parenting dan banyak lagi. Juga suka menulis resensi buku dan produk skincare di blog alfakurnia.com
0 thoughts on “Belajar dari Bazar”
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.
Wah kerennya mbak alfa….