Hai, teman-teman PojokMungil. Selamat tahun baru 2023, ya. Bagaimana nih perjalanan sebagai orang tua di tahun 2022? Jatuh bangun? Naik turun? Nano nano rasanya?
Yah, sama seperti menjalani kehidupan. Menjalani peran sebagai orang tua kadang nggak selalu mulus. Ada kalanya anak bak malaikat yang manis, lembut, baik hati, sehat, aktif, lincah, jago makannya. Ada waktunya anak sakit, malas makan, bersikap lebih keras dari biasanya atau menunjukkan perilaku yang kurang baik.
Mungkin juga sesekali kita merasa belum menjadi orang tua yang baik atau merasa jadi orang tua tuh susah banget. Kadang juga kita ragu apakah cara mengasuh anak yang kita terapkan saat ini sudah benar?
Nggak papa ya, Teman-teman. Itu wajar, kok. Apapun yang sudah terjadi di tahun 2022 sudah nggak bisa diulang. Yang bisa kita lakukan adalah memperbaiki yang kurang baik dan melanjutkan yang sudah baik. Dan di awal tahun 2023 ini saat yang tepat untuk membuat resolusi parenting.
Yup, selain bikin resolusi untuk kesehatan atau pekerjaan, gimana kalau kita tambahkan satu lagi resolusi yang dapat memberi dampak bagi keluarga sampai bertahun-tahun yang akan datang?
Resolusi yang InsyaAllah akan membuat keluarga kita jadi lebih hangat, damai dan ceria. Sebuah resolusi yang akan membuat hubungan kita dengan anak-anak jadi lebih baik dan berarti. Yaitu menjadi orang tua yang lebih baik di tahun 2023.
Resolusi Parenting 2023: Menjadi Orang Tua yang Kita Inginkan
Bagaimana caranya? Berikut adalah 6 langkah yang dapat kita lakukan:
Ubah Cara Menghabiskan Waktu Bersama Anak
Sebagai orang tua seringkali kita melakukan banyak hal secara bersamaan. Begitu juga ketika beraktivitas dengan anak.
Kadang meski sedang bersama anak, kita tuh nggak sepenuhnya hadir secara pikiran, tubuh dan jiwa. Dan ini dapat dirasakan oleh anak, lho. Jadi meski seharian di rumah sama anak tuh belum tentu anak merasa kita sudah memperhatikan dan memberikan kebutuhan emosional mereka.
Akibatnya, anak jadi meminta perhatian dengan cara merengek, berkelahi dengan kakak atau adiknya, selalu menempel dengan kita atau berusaha menginterupsi apapun yang kita lakukan.
Untuk mengatasi hal tersebut, Amy McCready, pendiri Positive Parenting Solutions, menyarankan agar kita benar-benar menyediakan waktu 10 menit setiap hari bersama satu orang anak. Kalau anaknya lebih dari satu ya masing-masing punya waktu 10 menit beraktivitas dengan orang tua.
Di waktu ini lakukan apapun kegiatan yang diinginkan anak. Bermain Lego atau Beyblade, main petak umpet, denger musik bareng si remaja. Beri mereka keleluasaan untuk memilih dan memimpin aktivitas ini.
Pastikan juga tidak ada gangguan dalam waktu ini. Jauhkan ponsel kita dan matikan televisi. Anak kita adalah pusat perhatian kita selama 10 menit ini. Jadi sangat penting untuk hadir sepenuhnya dalam masa ini.
Amy juga mengingatkan untuk memberi nama kegiatan rutin itu. Dalam Positive Parenting Solutions, Amy menyebutnya sebagai Mind, Body and Soul Time®. Dan setelah selesai kita bisa bilang, “Mama senang sekali bisa menikmati waktu istimewa ini. Nggak sabar melakukannya lagi besok!”
Baca Juga: 9 Menit Terpenting dalam Sehari Untuk Meningkatkan Bonding dengan Anak
Pastikan Anak Memperoleh Waktu Tidur yang Cukup
Tidur itu sangat penting bagi anak. Meski anak-anak tuh sulit ya diajak tidur dan merasa itu nggak penting bagi mereka. Saya pun pernah curhat soal masalah tidur ini, terutama tidur siang.
Namun, memang harus dibiasakan untuk membuat jadwal tidur yang baik bagi anak. Karena mereka memerlukan waktu tidur yang teratur dan banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan anak serta kesehatan tubuh dan mentalnya.
Anak yang kurang tidur cenderung mudah rewel dan sulit mengendalikan emosi. Anak juga sulit berkonsentrasi sehingga mengganggu pertumbuhan kognitif dan motoriknya.
Kurang tidur pada anak dapat menyebabkan penurunan hormon pertumbuhan pada anak. Juga menurunkan daya tahan tubuh sehingga membuat mereka mudah sakit.
Kalau anak-anak sudah terlanjur sering tidur terlalu malam, akan sulit untuk langsung mengubahnya. Kita bisa melakukannya secara perlahan. Misalnya kalau mereka terbiasa tidur jam 11 malam, bisa dicoba untuk masuk kamar jam 10 malam.
Setelah berhasil, majukan lagi jam tidurnya sampai anak memperoleh waktu tidur yang sesuai dengan kebutuhannya. Jadikan kegiatan ini sebagai resolusi parenting.
Tata Ulang Rutinitas Anak
Setelah kita berhasil memperbaiki waktu tidur, Amy McCready menyarankan untuk mengubah rutinitas sebelum tidur. Lakukan aktivitas yang kurang menyenangkan seperti menyikat gigi dan menyiapkan perlengkapan sekolah sebelum aktivitas yang menyenangkan, seperti membacakan buku untuk anak.
Kita juga dapat melakukannya dengan kegiatan yang lain, seperti setelah anak selesai mengerjakan PR dia dapat memperoleh screen time. Atau setelah mereka mandi, memakai seragam, merapikan kamar bisa sarapan.
Pastikan kita melakukannya satu per satu. Misal bangun dulu rutinitas sebelum tidur sampai anak terbiasa baru beralih ke rutinitas di pagi hari. Dan sebisa mungkin jangan berubah-ubah supaya anak dapat mengendalikan jadwal mereka sendiri tanpa harus kita omeli dulu.
Tunjukkan Perilaku yang Kita Ingin Anak Lakukan
Sebenarnya kita sadar kan, ya, kalau kita ini punya kontribusi atas perilaku buruk anak-anak. Secara ya anak-anak itu lebih memperhatikan dan meniru apa yang kita lakukan daripada mematuhi apa yang kita katakan.
Contohnya nih kita memarahi anak dengan nada suara yang tinggi, ya otomatis ketika mereka marah atau berkelahi dengan saudaranya sambil berteriak. Atau kita ngomel ketika melihat kamar mereka berantakan padahal meja kerja kita juga penuh dengan tumpukan kertas dan berkas.
Jadi wajar nggak sih kalau anak merasa, “Ih, kok mama boleh teriak-teriak tapi aku enggak”. “Mama aja makan di atas tempat tidur sambil nonton drakor kok aku dimarahi saat makan coklat di kasur.” Double standard, ceunah.
Dengan berperilaku seperti apa yang kita ingin anak lakukan, menghapus double standard itu, anak akan melihat dan mencontoh perilaku tersebut. Sehingga kita juga akan melihat perilaku yang lebih baik dari anak.
Beri Anak Tugas untuk Mengerjakan Satu atau Dua Pekerjaan Rumah
Sampai detik ini saya masih berjuang membiasakan anak-anak saya melakukan pekerjaan rumah tangga. Baru aja saya marah karena nggak ada yang mau buang sampah ke tempat sampah di bawah apartemen.
So far yang berhasil adalah mereka mencuci peralatan makan setelah selesai digunakan. Menyapu dengan vacuum cleaner dan mengepel lantai seminggu sekali pun sudah dibiasakan. Meski mengerjakannya asal-asalan, huhuhu.
Kadang saya merasa lebih baik mengerjakan semua sendirian. Lebih cepat, lebih baik hasilnya dan saya juga nggak harus menahan kesal melihat mereka bekerja asal-asalan.
Namun, menurut Amy sebenarnya anak itu akan berkembang lebih baik ketika merasa berguna dan dibutuhkan, meski sekadar membuang sampah atau melipat handuk. Kita juga dapat lebih santai dan menikmati waktu bersama keluarga lebih banyak ketika pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh semua anggota keluarga.
Penelitian menunjukkan bahwa semakin awal kita melibatkan anak pada pekerjaan rumah tangga, semakin sedikit penolakan yang kita terima. Yaaa, ini saya sudah salah sih karena baru meminta mereka ikut bersih-bersih setelah pada besar. Jadi teman-teman yang punya anak masih balita bisa lo diajak untuk mengerjakan pekerjaan rumah untuk resolusi parenting di tahun baru.
Pilih sebuah pekerjaan yang sesuai dengan usia dan kemampuan anak dan beri mereka tugas untuk melakukannya secara rutin. Kemudian, latih mereka dalam mengerjakan tugas ini secara menyeluruh supaya dapat melakukannya dengan baik.
Setelah anak-anak mampu mengerjakannya sendiri, masukkan tugas ini dalam rutinitas mereka seperti yang saya tulis di nomer tiga. Seperti setelah selesai menyapu, anak dapat bermain sepeda di luar. Atau atur konsekuensi jika mereka tidak berhasil menyelesaikan tugasnya.
Dengan tetap konsisten pada aturan atau rutinitas ini, anak-anak akan melihat bahwa kita nggak akan membiarkan mereka lepas tanggung jawab tersebut. Sehingga mereka dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut tanpa penolakan.
Lakukan Pertemuan Keluarga Setiap Minggu
Di Brunei, tahun baru merupakan tahun ajaran sekolah baru. Yang berarti jadwal les bertambah atau berubah. Mungkin juga kita harus melakukan penyesuaian aktivitas di sana sini. Ini dibutuhkan kerjasama semua anggota keluarga agar kegiatan berjalan lancar.
Untuk itulah Amy menyarankan adanya rapat keluarga mingguan sebagai resolusi parenting. Sisihkan 15-30 menit setiap minggu pada waktu yang teratur di mana semua anggota keluarga dapat menghadirinya.
Gunakan waktu ini untuk membahas hal-hal yang terjadi selama satu minggu. Mulai dari jadwal antar jemput, kucing peliharaan yang sering kabur sehingga waktu kita habis untuk mencarinya, atau apakah anak-anak kesulitan memelihara kebersihan kamarnya. Diskusikan masalah-masalah ini dengan tenang dan bijaksana saat rapat.
Supaya semua terlibat, kita bisa menetapkan pemimpin, notulen, penyedia makanan ringan. Dan agar terasa menyenangkan sediakan camilan kesukaan anak. Dengan ini kita akan terkoneksi lebih baik dengan anak. Mereka juga akan merasa punya tanggung jawab atas hal-hal dalam keluarga.
Kesimpulan Resolusi Parenting 2023
Your family is too important NOT to be the center of your New Year’s resolutions.
Amy McCready – Founder of Positive Parenting Solutions®
Menjadi orang tua yang sempurna mungkin hal yang mustahil, tapi kita pasti bisa menjadi orang tua yang lebih baik.
Mulai dengan membangun hubungan yang lebih baik dengan anak. Sediakan waktu istimewa untuk masing-masing anak setidaknya 10 menit setiap hari dan be mindful. Pastikan diri, pikiran dan jiwa kita beraktivitas bersama mereka.
Lalu atur waktu tidur supaya mereka memperoleh waktu istirahat yang sesuai kebutuhan agar kesehatan fisik dan mentalnya terjaga. Beri rutinitas dan pekerjaan rumah tangga agar mereka punya tanggung jawab. Dengarkan pendapat dan kesulitan mereka saat menjalani keseharian dan cari jalan keluar bersama-sama.
Terakhir, jadilah contoh yang baik bagi anak. Karena anak adalah peniru ulung. Demikian resolusi parenting 2023 yang saya kutip dari situs positiveparentingsolutions.com.
Semoga bisa membantu saya dan teman-teman untuk menjadi lebih baik dan bahagia sebagai orang tua.
Sumber:
– https://www.positiveparentingsolutions.com/parenting/parenting-resolutions
– https://www.halodoc.com/artikel/perhatikan-waktu-tidur-untuk-tumbuh-kembang-ana
alfakurnia
Lifestyle blogger yang suka berbagi tentang review produk, kisah sehari-hari, pengalaman parenting dan banyak lagi. Juga suka menulis resensi buku dan produk skincare di blog alfakurnia.com