![Anak Berkata Kasar, Apakah Dia Anak Nakal?](https://pojokmungil.com/wp-content/uploads/2018/12/Anak-bicara-kasar-3.png)
Pernah nggak sih mendengar anak berkata kasar? Trus biasanya reaksi sahabat PojokMungil gimana? Saat anak berkata kasar, biasanya reaksi pertama kita adalah kaget dan menganggap mereka anak nakal. Apalagi kalau sehari-hari kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk nggak mengeluarkan kata-kata yang nggak sopan saat berbicara atau marah. Tapi langsung memarahi mereka ternyata juga bukan solusi yang tepat untuk menghentikan anak berkata kasar.
Kebanyakan anak mengucapkan kata yang tidak sopan karena mendengar dari lingkungannya atau TV. Saya dulu juga pernah seperti itu tapi bukan berarti saya anak nakal lho. Setidaknya menurut ibu saya sih begitu.
Saya suka banget menonton serial seperti MacGyver, Airwolf dan Knight Rider saat masih kecil. Dari situ saya mendengar kata-kata umpatan dalam bahasa Inggris yang sering mereka ucapkan. Tentunya saya nggak tahu artinya apa. Cuma kok kayanya keren gitu lho. Akhirnya, saya jadikan kata-kata itu sebagai kosakata sehari-hari. Sampai suatu hari mama saya mendengar saya mengucapkan kata tersebut. Langsung deh kena marah. Apakah sejak itu saya kapok? Enggak. Saya memang nggak mengucapkan kata itu lagi, tapi setiap saya menemukan umpatan baru yang terdengar keren ya saya coba lagi.
Kejadian yang sama terulang bertahun-tahun kemudian antara saya dan Cinta. Tiba-tiba saja dia mengumpat dalam bahasa Inggris. Nggak cuma sekali dan meskipun sudah berkali-kali ditegur tetap diulangi lagi. Kejadian ini yang akhirnya membuat saya menulis status di Facebook saya 6 tahun lalu.
Anak Berkata Kasar Bukan Berarti Anak Nakal
Dari jawaban teman-teman yang saya terima terhadap status tersebut, saya sadar kalau bukan saya seorang yang mengalami hal ini. Mendapati anak berkata kasar ternyata juga dialami oleh orang tua yang lain. Jadi nggak perlu merasa terlalu bersalah kalau tiba-tiba mendengar anak berkata kasar. Hal ini bukan berarti mereka adalah anak nakal dan kita adalah orang tua yang buruk, apalagi kalau memang bukan kita yang mengajarkan anak berkata seperti itu.
Lingkungan pergaulan dan tontonan bisa menjadi sumber utama anak mendengar kata-kata tersebut. Dan karena anak adalah peniru ulung, bisa saja dia menyerap kata-kata tersebut dan mengucapkannya tanpa tahu arti sebenarnya. Jadi, saat kita mendengar anak berkata kasar, daripada langsung memarahinya, coba lakukan hal berikut ini:
1. Bersikap Tenang
Bersikap tenang saat mendengar anak berkata kasar memang sulit. Apalagi kalau waktu itu kita lagi di tempat umum. Bayangkan semua mata memandang seolah-olah anak kita itu anak nakal yang nggak pernah diajar sopan santun sampai bisa berkata seperti itu.
Tapi kalau kita bereaksi berlebihan seperti langsung menghardiknya, memarahinya atau mungkin mentertawakannya, justru akan membuat anak bingung. Bahkan untuk anak yang kurang perhatian, reaksi kita bisa membuat dia mengulangi perbuatannya karena bagi dia dimarahi adalah bentuk perhatian. Sedangkan dia membutuhkan perhatian itu, jadi ya otomatis anak akan mencoba lagi berkata kasar agar mendapat perhatian dari orang tuanya. Akhirnya malah nggak efektif untuk mencegah anak berkata kasar.
2. Jelaskan Artinya
Setelah kita tegur dengan nada netral, coba tanya ke anak, “Kakak tadi itu ngomong apa? Tahu nggak itu artinya apa?” Kebanyakan anak yang berkata kasar, nggak tahu apa arti kata tersebut. Maka tugas kita adalah menjelaskan artinya sesederhana mungkin. Lalu tekankan bahwa kata-kata tersebut tidak baik diucapkan karena dapat menyakiti hati orang yang mendengarnya.
3. Gali Perasaannya
Kalau kita bersikap tenang saat anak berkata kasar, kita bisa mengenali perasaan anak saat itu. Apakah dia mengucapkannya saat sedang kesal atau sedih atau sekadar iseng. Setelah kita tahu perasaannya, ajarkan anak untuk mengekspresikan perasaannya dengan cara lain yang lebih baik.
4. Tanyakan Darimana Dia Mengetahui Kata Tersebut
Biasanya anak mengenal kata kasar dari lingkungan di sekitarnya atau tontonan di televisi atau YouTube. Saya suka tuh dengerin channel ramah anak seperti FGteev, sosok ayah suka ngomong kata-kata yang kasar. Makanya saya pribadi sekarang membatasi anak-anak nonton YouTube. Tapi, tentu kita nggak bisa terus melindungi anak dari hal-hal yang buruk ya. Jadi, ya sering-sering aja dikasih tahu kalau kata-kata tersebut tidak baik, tidak keren dan tidak boleh ditiru.
5. Buat Batasan
Batasan tiap keluarga akan kata-kata yang dianggap kasar tentu berbeda-beda. Jadi buatlah kesepakatan dengan seluruh anggota keluarga kata-kata mana saja yang tidak boleh diucapkan. Ajak anak berdiskusi apa arti masing-masing kata tersebut dan mengapa dianggap tidak baik. Berikan pengertian bahwa kata-kata kasar tersebut dapat membuat orang lain yang mendengarnya marah atau sakit hati.
Untuk anak yang lebih besar, pra remaja misalnya, beberapa kata yang kita anggap kasar seringkali merupakan bahasa pergaulan mereka sehari-hari. Ini terjadi dengan teman-teman anak saya yang besar. Di grup chat mereka, kata-kata seperti f*ck, fool, stupid dan sebagainya mereka gunakan dengan santai. Tapi jangan salah ya, anak-anak ini bukan anak nakal. Mereka yang saya kenal sejak mereka masih TK adalah anak-anak pintar dan sopan di kesehariannya terutama di depan guru dan orang yang lebih tua.
Untuk kasus seperti ini, saya memilih untuk menekankan kepada si kakak bahwa kata-kata tersebut sebenarnya nggak cool sama sekali. Saya juga melarangnya menggunakan kata-kata tersebut saat berbicara dengan yang lebih tua, lebih muda atau di luar lingkup pergaulan mereka.
6. Jadi Contoh
Seperti yang sempat saya sebut di atas, anak adalah peniru ulung. Jadi sebagai orang tua dan role model bagi anak, kita juga harus menahan diri untuk tidak mudah mengumpat dengan kata-kata kasar. Bahkan saat marah sekalipun.
7. Beri Konsekuensi
Buat perjanjian dengan anak untuk tidak lagi berkata kasar. Kalau dia melakukannya lagi ingatkan. Tapi setelah yang ketiga kalinya, kita harus tegas. Bisa dengan mengambil sesuatu yang dia sukai, misalnya dia mendengar kata-kata tersebut dari YouTube, maka kurangi jatah anak menonton YouTube pada hari itu. Sebaliknya, puji anak saat mengucapkan kata-kata yang baik.
Semoga dengan menerapkan hal-hal di atas bisa membuat anak-anak berhenti mengucapkan kata-kata kasar ya.
Saya sendiri sedang berusaha supaya si bungsu nggak lagi ngomong kata, “Butt” alias pantat. Emang nggak kasar sih, tapi bagi saya kurang sopan. Dan dia mengucapkannya memang untuk cari perhatian karena dia anggap itu lucu.
Sementara ini solusinya adalah saya selalu mengingatkan bahwa kata tersebut tidak baik jika diucapkan tidak pada tempatnya. Saya kasih tahu kalau boleh bilang pantat kalau konteksnya tepat, seperti ngasih tahu kalau pantatnya sakit karena jatuh, digigit binatang dan lain-lain, pantatnya disentuh oleh orang lain yang bukan mama atau papa, atau minta dibantu bersihkan pantat selepas BAB.
Doakan saya berhasil yaaa. Sahabat PojokMungil ada yang pernah punya masalah yang sama nggak?
alfakurnia
Lifestyle blogger yang suka berbagi tentang review produk, kisah sehari-hari, pengalaman parenting dan banyak lagi. Juga suka menulis resensi buku dan produk skincare di blog alfakurnia.com
34 thoughts on “Anak Berkata Kasar, Apakah Dia Anak Nakal?”
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Anakku suka ngomong F word. Aku jelasin aja itu penis. kamu mau nyebut2 penis bolak balik? ga malu? tp ttp aje. ketularan tetangga ya ampun. betulinnya sudah bener. pdhl smua tip[s di atas jg udah kujalanin. Mau nangis.
Iya ya Mbak, kadang tuh di rumsh sudah oke. Yah, di luar nggak. Ada lho dulu anak tetangga yang suka misuh tapi malah dianggap lucu sama orang-orang dewasa. Malah disuruh ngulangin.
Iya mb, dulu anggapan saya sebelum nikah seperti itu. “Nakal ni anak, ngomongnya kasar bener”.
Tapi setelah jadi ibu jadi tahu, ooo ada sebab musababnya anak berperilaku seprti itu😣
Alfa Kurnia Bagus banget mbaaa….ada beberapa point’ yang buat saya masih susah untuk dilakukan, ketika menemukan anak berkata kasar. Saya harus lebih sering melatih diri sendiri dulu sepertinya ya.
Terima kasih pencerahannya
Disini banyak banget mbak anak kecil yang sering berkata kasar karena diajari sama paman atau saudaranya, miris sih. Harusnya kan diajari yang baik-baik aja, bukan diajari ngomong kasar macam itu
Sama Mbaaa…
Anak saya Fahmi setiap pulang bermain dengan temannya selalu “bawa” kata baru yang tidak biasa kami pakai. Benar, sesuai tipsnya saya kasih pengertian kata itu apa artinya dan kenapa kita sebaiknya tidak mengucapkannya. Alhamdulillah setelah dikasih pengertian Fahmi tidak lagi ngikutin mengucap kata tersebut yg menurut kami kasar.
Anakku kalau ngomong kasar kayak “aing” ini panggilan diri dalam bahasa sunda kasar kalau aku bilang “EH” dia lgsg bilang astagfirullah..dan dia selalu cerita temennya ada yang bilang kasar sering dia ingetin untuk istigfar malah dia kena bully 😀
intinya sih kita jadi role model anak ya mba dari bicara sampe dengan reaksi kita udah pasti dicontoh
Wah bener banget mbak.. Anak ga boleh langsung dimarahi. Ortu milenial harus lebih bijak daripada ortu zaman old yang suka langsung marah2 tanpa nanya dulu ke anak tentang penyebab dia berkata kasar atau dia tau kata itu dari mana. Semangat mba, insya Allah bisa jadi orangtua yang baik 😀
Siip betul banget, saya kebetulan guru tk dan banyak sekali anak didik q yg berkata kasar tapi kebanykan dari org tua mereka terbiasa memarahi tanpa di kasih alasan dan pengertian. Pada dasarnya sang anak adalah control V ter baik lingkungan sekitarnya. Jika kita hanya menegurnya tanpa memberi alasan contoh dan diskusi sama mereka. Mereka akam cenderung mengulangi perkataan dan malah lebih parah karena itu tadi orang tua kurang responsif.
Beberapa kali lihat keponakan yg masih balita berucap dengan kata yang bermakna kasar, dengan ekspresi polos dan lucunya. Saat ditanya dpt kata tsb dr mana, katanya dari teman.
Jadinya kita kasih penjelasan kalau kata tsb tdk boleh digunakan dengan ngasih contoh2 yg bs dipahami mereka.
Anakku msh 3 thn dan jjur jd rada ngeri jg ya, mksh bgt sharing nya, mngkn melatih ketenangan saat mnghadapi anak harus terus dlatih dr skrg
Hmm..iya nih, anakku suka ngikutin teman-temannya. Di ingetin, terus ga berani lagi ngomong begitu di depan emaknya. Tapi kalo sama teman2nya masih kebawa juga kata2 kasar.
Aku punya pengalaman dengan anakku gini. Fulu pas dia masih TK kecil. Suatu hari dia manggil aku dedemit. Aku kaget bin heran. Terus kutanya alasannya, eh dijawabnya klo dia ikutan Andre dan Sule.
Lagi dalam fase yang sama nih. Anak pertama saya 3,3 tahun juga lagi begitu. Mengumpang dengan hewan berkaki empat saat ada yang kotor. Awalnya kaget, first impulse adalah marah. Tapi saya pura-pura cool dan menjelaskan bahwa itu tidak sopan dan orang rumah ngga pernah pake kata seperti itu. Kalo ada yang kotor bilang saja “Iih, kotor, bersihin yuk”.
Berhasil? Lumayan meski belum konsisten. Kunci lain di saya ya itu kita tenang tanpa reaksi seperti marah atau tertawa.
Anakku jg pernah berkata kasar karena tontonan video kartun tp konten humor untuk dewasa. Nggak lagi2 deh kasi dia tontonan spt itu.
Sebagai orang tua baru, nggak kebayang kalau nanti harus menghadapi situasi semacam ini. Terima kasih ya Mbak, saya jadi ada sedikit bayangan bagaimana mengantisipasinya.
Anak itu peniru yang ulung ya mbak… Jd ingat dulu wkt msh ngajar di salah satu pre school. Ada salah satu murid menyebut tmnnya dengan sebutan “babi”. Kaget awalnya, tapi setelah ditelusuri ternyata anak itu meniru opungnya yg suka ngomong begitu saat emosi. Ya Allah… Cuma bisa geleng2 kepala waktu tahu begitu
AKu sudah sampai tahap “beri konsekuensi”, Mbak. Anakku yang kecil lagi suka banget ngomong ngumpat. Sudah aku tanya apa artinya dia nggak tahu, cuma ikut-ikut temennya. Dan di lingkunganku tuh anaknya gede2. Jadi Najib mainnya sama anak SD kelas 5,6 gitu. Sudah juga aku. Kami juga sudah sepakat, apa saja yang boleh dan tidak boleh diucapkan. Selain umpatan, kata yang gak tahu artinya tidak boleh diucapkan. JAdi harus tahu artinya dulu. Karena dia masih saja merasa keren dengan kata2 itu. AKhirnya ya masuk di tahap konsekuensi.
Anak-anak saya masih kecil-kecil. Tapi sejauh ini belum pernah ngomong kasar sih. Saya pribadi ketika anak mengeluarkan kosakata agak aneh, gak langsung marah, biasanya saya tanyakan dulu, “kakak tahu gak artinya? Tau darimana?”. Terkadang pemahaman orang tua dan anak-anak itu berbeda, jadi kurang tepat rasanya kalau langsung dimarahi.
Keponakan aku ini mbak, kalau ada temennya yg ngomong kasar, atau ga baik, dia cerita ke kakak aku. Dan misalkan kakak aku ngomong kasar, dia yg balik ngingetin jangan bilang gitu, hehhee.
Emang ya, faktor eksternal juga mempengaruhi anak2 bisa ikutan ngomong kata2 kasar, walau sebenernya belum paham apa itu maksudnya hehee. Walau begitu tetep nggak boleh mengkategorikan anak2 tsb sbagai anak nakal juga hehhe.
Makasihh mbak tips dan informasinya
Jangankan anak-anak, adik saya yg udah remaja aja kadang masih menggunakan kata-kata kasar itu. Padahal udah dikasih tau kalau itu ga baik untuk digunakan. Tapi ya masih aja digunakan, katanya “kedengeran-nya keren, lagian temen-temen yg lain juga gpp ko pakai kata itu”
Sedih rasanya..
Saya juga pertama kali mendengar anak berkata kasar terkejut, terutama saat anak saya sedang marah atau kesal. Memang sebagai orangtua kita harus pintar2 jelasin ke anak, biar tidak diulangi lagi dan anak tambah marah
Kalau kata dosen aku, kalau anak ngomong kasar, itu sebenarnya bisa jadi bukan maksud dia mau ngomong gitu. Tapi cuma karena dia ikut2an temannya padahal dia nggak tau artinya. Jadi, kita sebagai orang dewasa harus bisa menjelaskan dengan bahasa yang anak mengerti.
Ternyata lingkungan berpengaruh banget ya mbak dalam memperluas kosa kata si kecil. Anakkku belum ngomong sih, tapi tipsnya membantu sekali. Thanks ya mbak..
Anak-anak itu kan pandai meniru. Kadang mereka juga tercemar dari pergaulan. Ya biar gak ikutan jelek, maka kita harus antisipasi sendiri. Ngomong kasar bukan berarti nakal loh. Mereka cuma perlu dikasih tau dan diajari yang benar. Betul?
Karena pernah mengalami sebagai anak, jadinya lebih memahami juga, ya, Mba, bahwa sering anak berkata seperti itu tanpa tahu artinya. Jadi belajar juga, nih. Anakku yang kedua suka menciptakan kata-kata sendiri karena bunyinya lucu, meski bicaranya sudah jelas dan kosa katanya juga sudah banyak. Kata-kata aneh ini kayaknya sih bukan karena dengar dari orang lain, tapi memang dia suka bikin permainan kata. Di antara kata-kata itu ada yang benar-benar random dan asal, ada juga yang mirip dengan kata yang ada artinya dan artinya itu kasar. Kalau sudah begitu kadang jadi bingung sejauh mana perlu dijelaskan.
Nah anak-anak zaman sekarang nih terbiasa berkata kasar karena tontonan tanpa filter sangat mudah diperoleh di YouTube dan medsos. Sebisa mungkin dah orangtua memberikan pengertian.
kalau anakku berkata kasar, aku tanya dulu dia dapat kosakata itu dari mana, lalu tahu ngak artinya apa, baru dijelasin kalo berkata seperti itu bla bla bla
Ya Allah semoga nanti si kecil enggak gitu. Saya pribadi paling gak nyaman dengan kata kasar. Meski kadang yg berkata kasar dari keluarga sendiri saya mencoba untuk tidak ikut-ikutan. Teirma kasih tipsnya Mbak semoga bisa diterapin nanti sebagai situasi darurat hehe
Jika anak berkata kasar, memang banyak faktor, salah satunya lingkungan, kata kata tersebut dari mana didapatkan, bisa dari sekolah, teman bermain atau dari keluarga inti dirumah, nah jika itu bersumber dari rumah maka seluruh anggota keluarga juga harus evaluasi diri apakah ada kata kasar yang keluar selama ini? karena bagaimanapun juga anak itu peniru ulung.. jadi bukan berarti anak berkata kasar itu anak nakal ya mbak
Jika anak berkata kasar, memang banyak faktor, salah satunya lingkungan, kata kata tersebut dari mana didapatkan, bisa dari sekolah, teman bermain atau dari keluarga inti dirumah, nah jika itu bersumber dari rumah maka seluruh anggota keluarga juga harus evaluasi diri apakah ada kata kasar yang keluar selama ini? karena bagaimanapun juga anak itu peniru ulung.. jadi bukan berarti anak berkata kasar itu anak nakal ya mbak
So far kayaknya belum pernah dengar Si Kakak ngomong kasar, tapi kalau cari perhatian sih sering banget. pernah niru tontonannya tapi syukurnya itu bukan kata-kata kasar sih.
orangtua memang role model utama bagi anak, makanya saya selalu gemes klo Si Bapak tetiba mengumpat, hufft, takutnya anak-anak menangkapnya dan mengulanginya juga.
‘nakal’ tabu banget kalau saya ucapin depan anak2, tapi kadang suka kebawa baper gegara ada beberapa oknum tetangga nyebut anakku anak nakal..
perihal ngomong kasar, kenapa ya anak lebih mudah mengingat kata2 negatif dari pada kata2 positif, sedih, saya emaknya kurang kuat tirakat doanya ;(
iya betul biasanya anak memang tidak tahu apa arti kata yang dia ucapkan. Sebagai orang tua kita perlu menjelaskan dengan kepala dingin, beriyahu pelan – pelan juga nanti anak mengerti