Soon to be Five: Pojok Mungil’s Giveaway

Nggak terasa bocah kecil saya sebentar lagi akan meninggalkan masa balitanya. 5 tahun sudah saya ditempa oleh guru terhebat ini untuk menjadi pribadi yang lebih baik, supaya layak menyandang gelar orang tua. Selama 5 tahun ini pula, banyak sekali pelajaran mengenai pola asuh anak yang saya peroleh dari buku, internet, teman dan tentu saja orang tua.

Meskipun kadang merasa bahwa cara orang tua mengasuh kita dulu sudah tidak cocok lagi diterapkan saat ini, ternyata masih banyak yang masih bisa ditiru. Salah satu yang saya pelajari dari mama adalah menyayangi anak bukan berarti selalu memanjakan dan menuruti apa yang ia mau. Dan saat kita tidak dapat memenuhi keinginan anak, sampaikan terus terang alasannya, tentu dengan bahasa yang mereka mengerti.

Nah, dalam rangka ulang tahun ke-5 Cinta, saya ingin mengadakan giveaway untuk pembaca PojokMungil. Caranya gampang banget, cukup menceritakan apa saja ajaran, pesan atau pola asuh yang dipelajari dari orang tua kita dan diterapkan dalam mengasuh anak saat ini di kolom komentar. Untuk 2 orang yang beruntung akan mendapat masing-masing 1 buah MomLit Rumah Cokelat karangan Sitta Karina dan 1 paket buku anak seri “Sejuta Warna Pelangi” karangan Clara Ng.

Yuk, mari berbagi cerita… Ditunggu sampai tanggal 13 Juni 2012 ya, pengumuman pemenang akan dilakukan pada hari ulang tahun Cinta tanggal 17 Juni 2012.

Ps: gambar buku anak seri “Sejuta Warna Pelangi” diambil dari situs kutukutubuku.com

Suka dengan artikel ini? Yuk bagikan :)

alfakurnia

Lifestyle blogger yang suka berbagi tentang review produk, kisah sehari-hari, pengalaman parenting dan banyak lagi. Juga suka menulis resensi buku dan produk skincare di blog alfakurnia.com

9 thoughts on “Soon to be Five: Pojok Mungil’s Giveaway

  1. Salah satu dari banyak ‘Wisdom’ mama yg saya teruskan adalah, sebagai seorang ibu yg nantinya akan membawa pengaruh besar pada anak-anaknya, diharapkan tidak mudah untuk mengucapkan sebutan-sebutan yang tidak baik pada anak. Kalau menurut cerita dulu, seperti Malin Kundang, ucapan ibu adalah do’a bagi anaknya. Kalau menurut ilmu psikologi dapat disebut sebagai ‘labeling’. Walaupun hal ini pernah saya pelajari sebagai ilmu di kampus, tetapi ternyata bentuk ‘wisdom’ lebih melekat di kepala saya. Sehingga saya bertekad untuk ‘me-wisdom-kan’ hal-hal baik pada anak-anak saya walaupun sebenarnya wisdom itu bersifat umum dan bisa dipelajari dimana saja.

    Ps. My best regard’s for you, mas Lucky and of course for Cinta.

  2. Ikutaaaaaaannn…

    Ajaran mama yang aku terapin ke Bakso tuh jangan gampang ngeluarin kata ‘dosa’ kalo Bakso berbuat hal-hal yang ga sesuai dengan ajaran kami. Misalnyaaaa… Kalo Bakso ga sengaja lempar barang karena bosan trus ngenain mbaknya. Jgn cuma dikasih tau kalo dosa, soalnya anak kecil mana ngerti dosa. Yang penting Bakso tau alasan kenapa dia ga bagus kalo ngelempar barang.

    Mamaku bilang, dosa ga dosa perbuatan anak yang penting dia tau alasannya kenapa kalo ngelakuin sesuatu yang ga pantes itu dianggap salah sama orang dewasa. Yang penting Bakso ngerti sebab akibat, nilai, biar lebih paham. Jangan dikit2 dicekokin kata dosa. Yang penting juga berbuat kebaikan terhadap sesama dan alam.

    Itu aku setuju bangeeettt…. 🙂

    Mba, bagi snickers doooonggg 😐 *ngelunjak*

  3. wah mama sekar telat cin kykynya uda terisi semua… 😀 bentar lg ya cin ultahnya ntar nyusul sekar ya ..???

  4. Menghargai sebuah buku itu yang masih aku ingat yang telah d ajarkan oleh mamaku ke anak-anaknya,dan itu yang saya ajarkan ke anakku (sekar),saya pernah pengalaman lucu waktu rebutan buku sama adiku sampai robek tapi mamaku menyarankan agar buku itu d lem kembali biar bisa di baca karena mamaku bilang buku itu mahal… 😀
    dan lucunya d kampungku dulu jualan lem masih jarang/langka akhirnya kita lem pakai nasi..:D
    dan ternyata secara tidak sengaja itu aku terapkan k anaku bagaimana cara biar anaku menghargai buku dan belajar untuk tidak merobeknya dan ternyata berhasil dengan cara dari usia 2y saya suka bacain buku cerita dengan begitu anaku sekarang mau 5y uda mengerti banget kalau buku tidak bole d robek…. pernah kejadian bukunya di robek temannya anaku langsung nengis karena bukunya d robek…
    benar kata pepatah “tak kenal maka tak sayang” setelah kita kenalkan sesuatu ke anak kita maka dia akan menyayanginya…
    semoga bisa menjadi inspirasi buat yang lain…:D (bukan menggurui ya ?)

    selamat ulang tahun ya cin… ???? salam sayang dari mama n sekar….

  5. Semasa kecil kerasa bgt ortu kerap mendidik secara agamis. Meskipun tidak terlalu fanatik tapi ajaran2 sederhananya mampu melekat hingga aq dewasa. Mengucapkan salam sebelum keluar dan masuk rumah. Doa setelah menunaikan shalat 5 waktu. Kalo tidak dibiasakan sedari kecil mungkin aq pun tak bisa setaat skrg (meskipun aq juga ga taat taat bgt sih hehe).
    Begitu juga dengan Galang, di usianya yang hampir 1 thn sudah aq biasakan dengan ajaran agama. Simpel2 aja dulu seperti mau memulai sesuatu ato mau makan mengucapkan “Bismillah” atau selesai makan mengucapkan “Alhamdulillah”, dan doa pendek sebelum tidur juga membisikkan doa anak sholeh. Mungkin Galang di usianya skrg masih belum mengerti makna dan fungsinya. Namun bila sudah dbiasakan, aq harap besar nanti pun dia akan terbiasa dengan hal2 tersebut dan mengamalkannya selalu, krn dengan demikian diharapkan Galang selalu ingat siapa pencipta-Nya dan kepada siapa Galang harus memohon dan memanjatkan doa.

  6. pesan asuh ortu dulu ?
    hmm..

    menghormati yg lebih tua dengan membedakan panggilannya, di kampung saya kalo manggil yg tua dengan piyan *macam sampeyan* beda dengan manggil yg sepantaran dengan ikam (kamu*

    apalagi ya, mungkin tentang kesederhanaan, walau diajarkan secara tak langsung, karena hidup dulu emang sederhana adanya 😀

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top
error: Content is protected !!