Ibu hamil mungkin pernah mengalami gejala mudah dan cepat lelah, kurang berenergi saat beraktivitas, pusing dan sulit memusatkan pikiran dan berkonsentrasi. Memang kondisi tersebut hal yang biasa dialami oleh ibu hamil tapi bisa juga merupakan gejala anemia.
Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal yang salah satunya diakibatkan oleh kekurangan zat besi dalam darah. Meskipun gejalanya serupa, tapi anemia tidak sama dengan darah rendah, lho.
Menurut situs tonikum.co.id, perbedaan anemia dan darah rendah terletak pada definisinya. Kalau anemia adalah suatu kondisi ketika tubuh kekurangan protein yang terdapat dalam sel darah merah, sehingga suplai oksigen ke seluruh tubuh terganggu. Untuk mengetahui kadar hemoglobin diperlukan pemeriksaan darah di laboratorium.
Sedangkan tekanan darah rendah atau hipotensi merupakan kondisi yang terjadi akibat tekanan darah saat melewati arteri terlalu rendah karena jumlah darah yang lebih sedikit sehingga alirannya tidak lancar. Biasanya orang dianggap mengalami darah rendah bila hasil pengukuran tensi atau tekanan darah menunjukkan angka di bawah 90/60mmHg.
Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi terjadi karena kekurangan zat besi, sehingga jumlah sel darah merah yang sehat berkurang dan tidak dapat berfungsi dengan baik.
halodoc.com
Zat besi merupakan pendukung utama dalam produksi sel darah merah. Zat ini membentuk hemoglobin yang bermanfaat mengikat oksigen dan membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh organ tubuh. Hemoglobin juga berperan dalam pembuangan karbondioksida dari sel tubuh ke paru-paru.
Secara faktor risiko, perempuan lebih rentan kena anemia defisiensi zat besi, akibatnya dapat terjadi penurunan kerja fisik dan penurunan daya tahan terhadap keletihan.
Dikutip dari studi literatur Anemia Defisiensi Besi karya Masrizal, penyebab Anemia Defisiensi Besi antara lain:
1. Asupan Zat Besi yang Rendah
Ada dua jenis makanan yang kaya akan zat besi, yang pertama adalah HEME yang berasal dari sumber makanan hewani dan lebih mudah diserap. Dan yang kedua adalah NON-HEME yang berasal dari sumber makanan nabati yang kurang muda diserap oleh tubuh. Idealnya dalam asupan makanan sehari-hari ada makanan yang kaya akan zat besi untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat besi.
Perempuan usia 14 – 18 tahun membutuhkan 15mg zat besi per hari. Sedangkan wanita dewasa berusia 19 – 50 tahun memerlukan asupan zat besi 18 mg/hari. Kebutuhan ibu hamil lebih tinggi lagi, yaitu 27 mg/hari. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi bisa menyebabkan anemia defisiensi besi.
Baca Juga: SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx Optimalkan Tumbuh Kembang Anak Alergi Susu Sapi
2. Penyerapan Zat Besi yang Tidak Maksimal (Malabsorpsi)
Jenis makanan heme yang berasal dari hewan 2-3 kali lebih mudah diserap oleh tubuh daripada makanan non-heme. Ada makanan dan minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi, seperti susu, kopi, teh dan makanan yang mengandung phytates dan polyphenol.
Jadi meski kita banyak mengkonsumsi makanan dengan kandungan zat besi tinggi tapi lantas langsung minum kopi atau teh bisa jadi tubuh tidak dapat menyerap zat besi dengan maksimal.
3. Kebutuhan Zat Besi Meningkat
Kebutuhan zat besi pada perempuan akan meningkat saat mereka hamil dan menyusui. Jika asupan zat besi tidak ikut ditingkatkan tentu dapat menimbulkan anemia defisiensi besi.
4. Kehilangan Zat Besi
Menurut situs halodoc, menstruasi yang berlangsung cukup lama bisa menyebabkan anemia defisiensi zat besi. Karena zat besi dalam tubuh menurun drastis akibat tubuh kehilangan banyak darah saat menstruasi.
Gejala Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil
Seperti yang sudah disebutkan di atas, kebutuhan harian zat besi pada ibu hamil lebih banyak dari perempuan dewasa yang tidak hamil. Hal ini disebabkan karena ibu hamil memerlukan lebih banyak sel darah untuk mengantar oksigen ke janin dan mendukung pertumbuhan janin.
Jika tidak terpenuhi, maka ibu hamil dapat mengalami anemia. Gejala anemia ringan pada ibu hamil kadang tidak berbeda dengan gejala kehamilan pada umumnya. Tapi jika anemia semakin parah, ibu hamil akan mengalami gejala sebagai berikut:
- Cepat lelah dan kurang berenergi saat beraktivitas.
- Emosi menjadi kurang stabil.
- Sensasi kesemutan pada kaki.
- Denyut jantung tidak teratur.
- Pusing dan nyeri di dadaa.
- Kulit tampak pucat.
- Sesak nafas.
- Sulit memusatkan pikiran dan berkonsentrasi.
Dampak Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil
Anemia pada ibu hamil dapat mengganggu perkembangan janin dan kondisi kesehatan ibu hamil secara keseluruhan.
alodokter.com
Dari situs tonikum.co.id dijelaskan bahwa anemia dan kekurangan zat besi memicu stres pada ibu dan janin. Stres ini dapat merangsang kenaikan corticotropin-releasing hormone (CRH) yang merupakan faktor risiko di balik persalinan pada waktunya. Jadi, ibu hamil yang terkena anemia berisiko mengalami persalinan prematur.
Ada juga kajian yang menyatakan bahwa ada kemungkinan anemia menjadi penyebab pertumbuhan janin dalam rahim terhambat. Sehingga bayi berisiko terlahir dengan berat badan lahir rendah dan di bawah standar.
Kekurangan zat besi juga dapat memicu depresi postpartum dan kematian pasca persalinan.
Baca Juga: Persiapan Persalinan Caesar Bersama C-Ready Learning by Nutriclub
Tapi jangan khawatir, anemia pada ibu hamil dapat diatasi dengan cara berikut:
Cara Mengatasi Anemia Saat Hamil
1. Menambah Asupan Makanan Kaya Zat Besi
Menambah asupan makanan yang kaya zat besi baik dari makanan heme maupun non-heme merupakan salah satu cara menangani dan mencegah anemia pada ibu hamil. Idealnya tentu mengkonsumsi menu dengan gizi seimbang dan dilengkapi dengan makanan kaya zat besi seperti ikan, daging merah, ayam, sayur warna hijau gelap, kacang-kacangan dan biji-bijian.
2. Penuhi Kebutuhan Vitamin C
Vitamin C memiliki peran penting untuk mengoptimalkan penyerapan zat besi. Jadi kombinasikan makanan yang kaya zat besi dengan makanan yang mengandung vitamin C untuk penyerapan yang optimal.
3. Mengonsumsi Suplemen Zat Besi
Mengonsumsi suplemen zat besi juga bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi anemia saat hamil.
Tonikum Bayer untuk Mengatasi Kekurangan Zat Besi
Tonikum Bayer adalah suplemen makanan untuk kekurangan zat besi terutama untuk ibu hamil, wanita menstruasi dan lansia. Multivamin dengan rasa buah (tutti fruity) ini, mengandung zat besi, mangan, zinc, dan vitamin B yang aman dikonsumsi setiap hari oleh seluruh anggota keluarga.
Zat besi yang terkandung dalam Tonikum dapat berperan membentuk sel darah merah sehingga membantu mengatasi anemia. Sedangkan mangan berguna untuk memulihkan kelelahan dan zinc berperan sebagai anti oksidan. Vitamin B kompleks yang terdiri dari B1, B2, B3, B6 dan B12 bermanfaat dalam produksi energi tubuh, perbaikan dan pembentukan sel-sel baru, menjaga kesehatan syaraf dan pembentukan sel darah merah.
Tonikum yang diproduksi oleh PT. Bayer Indonesia ini sudah dipercaya oleh banyak keluarga Indonesia secara turun temurun.
Sumber:
https://www.tonikum.co.id/faq
https://www.alodokter.com/gejala-anemia-pada-ibu-hamil-dan-cara-mengatasinya
https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/iron#iron-supplements
https://www.who.int/vmnis/indicators/haemoglobin.pdf
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/23
https://www.halodoc.com/kesehatan/anemia-defisiensi-besi
alfakurnia
Lifestyle blogger yang suka berbagi tentang review produk, kisah sehari-hari, pengalaman parenting dan banyak lagi. Juga suka menulis resensi buku dan produk skincare di blog alfakurnia.com