Merawat Anak Demam Saat Traveling

Hai, Sahabat PojokMungil. Hari ini, kita sudah memasuki awal tahun 2018. Beberapa dari kita mungkin sudah mulai bersiap-siap dengan aktivitas normal setelah libur panjang sekolah dan akhir tahun. Anak-anak saya juga sudah masuk sekolah lagi setelah libur lebih dari satu bulan.

Iya, di Brunei tahun ajaran sekolah berakhir di akhir bulan November. Sehingga anak-anak libur kenaikan kelas mulai dari awal Desember sampai awal Januari. Tapi tahun ini saya dan anak-anak memulai liburan lebih awal demi tiket mudik yang lebih murah.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap libur panjang akhir tahun kami selalu berusaha untuk mudik ke Sidoarjo, walaupun 2 tahun belakangan ini suami nggak bisa ikut karena sibuk dengan pekerjaannya. Alhamdulillah, meski cuma berangkat bertiga, perjalanan kami cukup lancar. Anak-anak kooperatif sekali selama di pesawat. Bahkan kali ini Keenan yang biasanya sangat aktif, bisa duduk tenang sambil main gadget selama di pesawat. Mereka juga nggak mengeluh saat harus berjalan cukup jauh menuju tempat pemeriksaan imigrasi dan menunggu bagasi. Mungkin karena mereka sangat bersemangat untuk berlibur di rumah neneknya ya.

Maklum, liburan di rumah nenek memang selalu menyenangkan. Selain bisa jalan-jalan ke mall dan tempat-tempat bermain, mereka juga bisa main bareng paman, tante dan sepupu-sepupunya.

Hanya saja, kesibukan selama mudik nggak jarang bikin anak-anak kecapekan dan sakit. Seperti yang dialami Keenan waktu liburan kemarin. Tiba-tiba saja suatu sore sepulang kami dari suatu tempat, badannya demam, padahal nggak ada tanda-tanda batuk atau pilek. Saya pikir cuma masuk angin, jadi setelah mandi sore saya oleskan minyak kayu putih dan perbanyak minum karena dia menolak untuk makan.

Menjelang malam, demam Keenan makin tinggi, saya pun akhirnya meminta supir mama untuk membelikan obat penurun panas. Mama saya menganjurkan untuk beli Tempra, “Kalian dulu kalau panas juga mama kasih Tempra kok,” ujarnya.

Meski ada adegan salah beli varian Tempra, akhirnya tersedia 1 botolTempra SyrupParacetamol di rumah. Tempra menjadi pilihan kami karena aman di lambung, tidak perlu dikocok karena larut 100% dan memiliki dosis yang tepat asal digunakan sesuai petunjuk dalam kemasan.

Di hari pertama demam, selain memperbanyak asupan cairan saya juga memberikan Keenan Tempra setiap 4 jam untuk membantunya merasa nyaman karena demamnya mencapai 38,5 derajat C. Alhamdulillah, dengan kandungan 150mg paracetamol pada setiap 5ml Tempra, obat ini bekerja sebagai antipiretika yang berfungsi menurunkan panas dengan cepat dan meningkatkan ambang rasa sakit sehingga dapat mengurangi rasa nyeri saat demam dan membantu Keenan untuk tidur lebih nyenyak.

Di hari kedua, demamnya mulai turun dan Keenan mulai ceria. Tapi saya belum bisa bernafas lega karena tiba-tiba saat malam hari Keenan kembali demam.

Demam yang dialami Keenan tentu membuat saya menunda beberapa acara. Tapi untungnya kakak Cinta nggak ikut mati gaya karena paman dan tantenya mengajak dia dan sepupunya untuk menginap di apartemen mereka. Sementara Keenan harus tinggal di rumah sampai benar-benar fit lagi.

Di hari ketiga, karena demamnya masih naik turun dan Keenan mulai lemas karena nggak mau makan, akhirnya saya memutuskan untuk membawa Keenan ke dokter. Setelah diperiksa, dokter mengatakan bahwa amandelnya Keenan radang dan beliau memberikan 2 buah obat untuk dikonsumsi Keenan. Obat pertama saya tolak karena berupa puyer penurun demam dan pereda nyeri. Keenan nggak biasa minum puyer sih, daripada malah nggak terminum saya meminta alternatif lain. Lalu dokter menganjurkan saya meneruskan konsumsi obat penurun panas yang saya punya, dengan catatan jika sampai hari kelima masih ada demamnya, maka Keenan harus kembali untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Alhamdulillah di hari keempat Keenan sudah mulai membaik, meski sesekali bilang pengen pulang ke rumah Brunei dan kangen sama papanya. Setelah Keenan benar-benar pulih, baru saya berani mengajak dia melanjutkan agenda-agenda yang sempat tertunda.

Anak sakit saat kita sedang bepergian memang bisa bikin perasaan jadi nggak karuan ya. Tapi, karena hal ini cukup sering terjadi pada kami, saya punya beberapa tips yang biasa saya lakukan:

Tips Merawat Anak Demam Saat Traveling

1. Mencari Akses Kesehatan Terdekat

Sebelum berangkat ke tempat tujuan, saya cari info dulu tentang klinik kesehatan atau RS terdekat dari hotel atau tempat kami menginap dan bagaimana menuju ke sana, terutama jika kami nggak bawa kendaraan sendiri.

2. Membawa First Aid Travel Kit

Ini adalah bawaan yang wajib ada di dalam bagpack saya tiap kali kami bepergian. Isinya plester luka, obat luka, oralit atau pedialit, paracetamol dan obat maag untuk saya, minyak kayu putih, termometer dan obat penurun demam untuk anak-anak. Biasanya saya membawa Tempra Syrup. Kemasannya yang anti pecah dengan tutup yang nggak gampang terbuka membuatnya aman diletakkan di dalam tas. Saya juga nggak takut disuruh membuang Tempra Syrup jika naik pesawat. Volumenya yang cuma 60ml masih di bawah standar maksimal cairan yang boleh dibawa masuk ke dalam kabin pesawat.

3. Istirahat

Saat anak mulai merasa nggak enak badan, langsung batalkan semua agenda dan biarkan anak beristirahat. Anak yang sakit perlu istirahat yang cukup untuk memulihkan kondisi badannya. Kalau dipaksakan, perjalanan juga jadi nggak menyenangkan karena anak akan rewel dan kita jadi nggak tenang. Jika kita pergi sekeluarga, biarkan suami yang membawa anak-anak lain jalan-jalan sementara kita menemani dan merawat anak yang sakit di tempat penginapan atau sebaliknya.

4. Rehidrasi

Saat anak demam, perbanyak asupan cairannya. Minum air mineral yang banyak atau oralit jika perlu supaya ia tidak dehidrasi.

5. Waspadai Tanda Kegawatdaruratan Demam

Anak dikatakan demam kalau suhu tubuhnya mencapai 38 derajat celcius. Demam biasanya disebabkan karena tubuh anak sedang melawan kuman yang berusaha menginfeksi tubuh. Sebagian besar demam tidak berbahaya. Tapi kita juga nggak boleh menyepelekan demam begitu saja. Pelajari kapan kita harus membawa anak ke RS saat dia demam.

6. Dampingi Anak Saat Ia Demam

Beberapa anak tetap ceria dan aktif saat ia demam, tapi anak-anak saya biasanya jadi lesu dan nggak bersemangat ketika suhu tubuhnya meninggi. Saat-saat seperti ini biasanya saya memilih untuk mendampingi mereka, meskipun harus mengorbankan agenda liburan saya. Saat anak-anak masih bayi, saya suka melakukan skin-to-skin contact dan membiarkan mereka berbaring di atas dada saya untuk membuat mereka nyaman. Berendam di air hangat juga sering jadi pilihan untuk membantu menurunkan suhu tubuhnya. Banyak yang menyarankan supaya memakaikan anak baju yang sejuk saat demam, tapi anak-anak saya justru lebih memilih baju yang hangat atau tidur dengan selimut di ruangan yang sejuk saat mereka demam. Ketika suhu tubuh anak mencapai 38 derajat Celcius dan ia jadi rewel dan nggak nyaman karena demamnya baru deh dikasih obat penurun panas.

Anak yang sakit saat demam memang bisa membuat agenda traveling berantakan. Apalagi kalau rencana kita berkunjung di tempat tersebut hanya beberapa hari dan ingin mengeksplorasi daerah tersebut. Kehilangan 1-2 hari karena anak sakit tentu sedikit banyak bikin kecewa. Untuk itu kita bisa melakukan hal ini agar anak tetap fit selama traveling:

1. Atur agenda traveling sesuai dengan ritme tubuh anak. Jangan paksakan bepergian sepanjang hari sehingga anak kurang istirahat, terutama jika usianya masih sangat muda atau baru pertama kali bepergian jauh. Beri kesempatan anak untuk beristirahat dengan nyaman sehingga tetap fit.

2. Banyak minum dan makan yang teratur. Selalu sediakan air minum dan bekal makanan di dalam tas agar mudah dikonsumsi anak. Kadang jadwal bepergian membuat kita nggak bisa makan tepat waktu, bekal makanan berupa roti atau buah bisa mengisi perut anak agar dia nggak kelaparan.

3. Minum suplemen makanan atau vitamin jika perlu. Kadang saat bepergian, makanan yang kita santap nggak bisa seideal saat kita sedang di rumah, sehingga anak-anak kekurangan vitamin yang dibutuhkan tubuh. Untuk mengatasinya kita boleh memberikan mereka tablet vitamin atau suplemen makanan sesuai yang direkomendasikan oleh dokter anak.

4. Selalu cuci tangan dengan sabun atau cairan antiseptik sebelum dan sesudah makan untuk mencegah kuman masuk ke dalam tubuh anak.

Saya mungkin bukan ibu yang sempurna dan penuh kelembutan. Tapi insyaAllah saat anak-anak membutuhkan, saya akan berada di sisi mereka, terutama saat mereka sakit. Setidaknya ini salah satu cara saya menunjukkan bahwa selalu ada cinta di hati saya untuk mereka.

Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Tempra.

Suka dengan artikel ini? Yuk bagikan :)

alfakurnia

Lifestyle blogger yang suka berbagi tentang review produk, kisah sehari-hari, pengalaman parenting dan banyak lagi. Juga suka menulis resensi buku dan produk skincare di blog alfakurnia.com

7 thoughts on “Merawat Anak Demam Saat Traveling

  1. Ritme traveling kita mau gk mau harus disesuaikan dengan anak ya, apalagi masih punya baby. Sip sip, tfss tipnya mbak Alfa.
    Sehat selalu yaaa sekeluarga aamiin.

  2. Iiih aku bulan depan mau traveling sama bayi.. agak parno sih mengingat pengalaman kakaknya yang selalu rewel di perjalanan. Tapi tips di atas mau dicobain ah..

  3. Bener banget, kalo jalan2 emang kudu siaga apalagi kalau cuaca lagi ngak bersahabat dan kita lagi traveling di lokasi terbuka seperti pantai, tahu sendiri kan anak2 kalau sudah main lupa segalanya.

  4. Saat -saat seperti ini menjadi moment untuk menunjukkan cinta dan perhatian kita secara lebih, kepada mereka. Meski terbilang jarang, beberapa waktu yang lalu, aku pun mengalaminya….izin share…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top
error: Content is protected !!