Serunya Ibu Menyusui Sambil Bekerja

Disclaimer: Menyusui adalah pengalaman personal bagi setiap ibu. Cerita yang ditampilkan di tulisan ini hanya bertujuan untuk berbagi pengalaman ibu menyusui sambil bekerja dan memberi semangat bahwa apapun kondisinya yang penting adalah usaha ibu untuk dapat memberikan ASI bagi buah hati.

ibu bekerja

 

Ibu Menyusui Sambil Bekerja? Bisa!

Sesuai dengan tema ‘Pekan ASI Sedunia” yang berlangsung dari tanggal 1-7 Agustus setiap tahunnya, kali ini saya ingin berbagi cerita tentang pengalaman beberapa ibu menyusui yang bekerja (di kantor). Saya sendiri sempat menyusui sambil bekerja selama tiga bulan saja pada tahun 2008, waktu Cinta umur 7 bulan dan berhenti memompa ASI di kantor saat dia berusia 10 bulan. Meski demikian saya tetap menyusui langsung dan memompa sesempatnya di rumah sampai ia berusia 2 tahun. Banyak faktor yang menyebabkan kegagalan ini, salah satunya adalah kurangnya tepatnya manajemen asi perah.

Alhamdulillah sekarang saya melihat semakin banyak ibu yang berhasil menyusui sambil bekerja di kantor. Rupanya kesibukan menjalani aktivitas profesional mereka nggak menghalangi usaha untuk memberikan air susu ibu bagi bayinya.

Baca Juga: Cara Merawat Diri Untuk Para Ibu

Membawa Bayi ke Kantor

Seperti yang dilakukan oleh teman baik saya, Indah Purnamawati. Sebagai ibu menyusui, Ipung, panggilan akrabnya setiap hari membawa putrinya Zyzy ke kantor supaya bisa menyusui secara langsung. Hal ini terpaksa dilakukan karena anak ketiganya itu menolak minum ASIP dari dot maupun sendok. Selain itu Ipung merasa setiap kali memompa setelah Zyzy habis menyusu secara langsung, hasilnya kurang banyak.

Meskipun awalnya ragu membawa Zyzy ke kantornya yang terletak di daerah industri, kondisi ini membuat Ipung terpaksa melakukannya. Zyzy mulai ikut kerja usia 2,5 bulan, setelah cuti melahirkan selesai. “Alhamdulillah anaknya anteng. Setelah kenyang didorong-dorong di stroller langsung tidur,” ujarnya. Kondisi ini berlangsung selama 8 bulan, “Kalau aku kerja sama orang lain pasti aku lebih milih resign daripada menjalani seperti itu. Tapi karena kerja bantuin perusahaan Bapak ya terpaksa dijalani,” imbuh ibu dari 2 putra dan 1 putri ini.

Tapi, kondisi ini jadi pengalaman berharga baginya. “Di kantorku jadi seperti boyongan. Ada stroller, mainan bayi, karpet dan celemek menyusui,” ceritanya. “Tapi senang bisa bawa anak ke kantor dan menyusui langsung meski kita bekerja. Kita jadi tahu perkembangannya setiap hari dan alhamdulillah selama itu Zyzy nggak pernah sakit meski batuk pilek sekalipun. Menurut dokter sih karena Zyzy full ASI jadi badannya kuat,”  jelasnya menutup perbincangan kami melalui whatsapp malam itu.

Menjadi Ibu Perah

Teman kantor saya dulu, Yoke Pratiwi yang bekerja di bank menghadapi tantangan yang nggak kalah serunya selama menjadi ibu menyusui. Namun keinginannya untuk dapat memberikan asupan gizi yang terbaik bagi Keanu sangat kuat sehingga Yoke dengan gigih memompa ASI di sela-sela jam kerjanya.

“Saya sadar bahwa saya adalah ibu bekerja yang nggak bisa selalu bersama dengan anak saya. Hal yang bisa saya berikan dan nggak bisa digantikan dengan orang lain yang mengasuh anak saya adalah ASI. Alhamdulillah nggak ada kendala yang bisa membuat saya untuk berhenti memberikan ASI hingga usia Keanu berusia 2 tahun, bahkan nyatanya sampe 3 tahun.”

Saat cuti melahirkan Yoke mulai menabung stok ASI perah baik dengan memompa setiap 2 jam juga dengan menyusui secara langsung. “Saat Keanu menyusu, saya memompa juga di PD (payudara) satunya. Kadang saya rela nggak tidur supaya dapat memompa ASI ketika bayi saya tidur,” kenang Yoke. Dan terbukti caranya berhasil. Saat ia kembali bekerja stok ASInya dapat mencukupi kebutuhan Keanu.

ASI Perah Sebagai Hadiah Untuk Si Kecil dari Ibu Menyusui

Meski demikian di kantor, ibu satu anak ini tetap semangat memompa. Setiap 2-3 jam sekali ia pergi ke ruang meeting untuk memompa ASI. “Kalau ruangannya dipakai ya saya mompa di kamar mandi,” ujarnya. Tapi kondisi ini nggak bikin Yoke patah semangat. “Teman sekantor juga sangat mendukung dan nggak keberatan saya tinggal tiap 2-3 jam untuk memompa ASI. Toh dengan menggunakan pompa elektrik bisa cepat dan hasilnya lumayan banyak. Nggak sampai 15 menit biasanya dapat 100 ml.”

Karena mengumpulkan stok ASI perah di kantor, Yoke pun kemana-mana membawa cooler bag lengkap dengan ice gel dan botol kaca. Termasuk saat outing ke luar kota atau bepergian ke tempat wisata. “Oleh-oleh berharga untuk si bocah,” katanya.

Yoke pun berhenti memompa ASI setelah Keanu berusia 2 tahun. “Saya rasa sudah cukup ya waktu untuk menyusui dan sudah capek juga memompa hehehe.” Namun ia tetap menyusui sampai Keanu berusia 3 tahun.

“Saya harap ibu-ibu bekerja tetap semangat dan selalu percaya bahwa pasti bisa menyusui sambil bekerja selagi kita masih diberi kesehatan dan kemampuan untuk menjalaninya. Tipsnya adalah rajin memompa atau memerah serta follow akun-akun yang mendukung pemberian ASI seperti ayahasi,” pesannya.

Baca Juga: Pemberian ASI Ibu Bekerja

Nantikan tips-tips sukses menyusui sambil bekerja di postingan berikutnya yaaa…. Atau mungkin teman-teman punya tips sukses menjadi ibu menyusui saat bekerja di luar rumah, langsung aja tulis di komen ya.

Suka dengan artikel ini? Yuk bagikan :)

alfakurnia

Lifestyle blogger yang suka berbagi tentang review produk, kisah sehari-hari, pengalaman parenting dan banyak lagi. Juga suka menulis resensi buku dan produk skincare di blog alfakurnia.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top
error: Content is protected !!