PSBB Lagi, Taati Protokol Kesehatan Ini

Beberapa waktu lalu, suami saya membutuhkan surat keterangan bebas Covid-19 untuk keperluan pekerjaannya. Dan bukan hasil Rapid Test yang diminta tapi hasil PCR Swab Test. Akhirnya saya pun menelepon satu per satu laboratorium kesehatan dan rumah sakit yang kiranya mengadakan PCR Swab Test Surabaya dan Sidoarjo di masa PSBB.

Karena kami tinggal di Sidoarjo, tentu yang jadi pilihan utama adalah rumah sakit dan klinik kesehatan yang ada di kota udang ini. Alhamdulillah saya nggak kesulitan mendapatkannya karena hampir semua penyedia layanan kesehatan besar di Sidoarjo bisa menerima PCR Swab Test. Tentu dengan biaya dan ketentuan yang berbeda-beda.

pcr-swab-test-sidoarjo

Setelah mencari tahu informasi PCR Swab Test di Sidoarjo secara manual, saya baru tahu kalau bisa menggunakan aplikasi HaloDoc. Kenapa telat banget yaaa hahaha.

Dengan aplikasi HaloDoc, info lokasi PCR Swab Test Surabaya dan Sidoarjo bisa saya dapatkan dengan cepat dan mudah. Lengkap dengan biaya dan waktu pengerjaannya. Kita juga bisa langsung bikin janji dengan RS atau laboratorium untuk melakukan tes. Satu lagi yang saya suka adalah adanya pilihan PCR Swab Test secara drive thru.

pcr-swab-test-surabaya-halo-doc

Saya dan keluarga sendiri sudah familiar dengan aplikasi kesehatan ini. Selain untuk membuat janji dengan dokter di RS langganan, saya juga menggunakannya untuk menebus resep atau membeli obat secara online. Selama PSBB, saya beberapa kali memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan online dengan dokter umum dan dokter spesialis untuk mendapatkan perkiraan akan kondisi kesehatan sebelum memutuskan untuk mengunjungi dokter.

Baca Juga: Cara Meningkatkan Imunitas Tubuh Saat di Rumah Aja

Aplikasi HaloDoc ini memang memudahkan kita mendapatkan informasi dan layanan kesehatan tanpa harus ke luar rumah. Apalagi di saat PSBB kembali dilaksanakan seperti saat ini. Meski Surabaya Raya yang mencakup Surabaya, Sidoarjo dan Gresik belum menjalankan PSBB lagi seperti Jakarta, protokol kesehatan kembali diperketat. Bahkan kabarnya akan ada sanksi bagi pelanggar protokol.

Protokol Kesehatan Covid-19

Tentunya kondisi ini bukan tanpa alasan ya. Sejak PSBB transisi dimulai, orang-orang kaya udah abai dengan pandemi ini. Bahkan ada yang denial dan menganggap Covid19 tuh nggak sebahaya itu. Trus akhirnya anjuran protokol kesehatan mulai dianggap angin lalu. Tempat makan dan tempat wisata mulai penuh dengan rombongan teman dan keluarga yang bepergian hanya karena mereka jenuh di rumah.

Para pekerja pun sudah banyak yang diwajibkan work from office tanpa adanya kontrol jarak dan kesehatan yang memadai. Acara pernikahan, event dan konser juga digelar dengan mengabaikan anjuran pencegahan penyebaran virus.

Akibatnya jumlah positif Covid-19 semakin meningkat. Puluhan negara melarang orang Indonesia masuk ke negaranya karena takut membawa virus sementara negara-negara itu sedang berusaha sekuat tenaga untuk mengatasi pandemi. Gara-gara ini juga urusan pekerjaan suami saya tertunda karena negara yang akan dituju termasuk yang melarang masuknya orang Indonesia. Bahkan beberapa minggu lalu, negara itu dapat tambahan 1 kasus baru yang dibawa oleh orang Indonesia setelah sekian bulan mereka zero case Covid19. Akibatnya makin susah deh dapat approval visanya. Hiks. Kesel.

Meningkatnya jumlah positif Covid bikin semakin sulit pula pasien Covid-19 mendapatkan layanan kesehatan. Karena RS Rujukan Covid-19 dan RS non rujukan mulai penuh. Sampai-sampai beberapa dokter menyuarakan keresahan mereka melalui cuitan-cuitan di Twitter dan meminta masyarakat untuk kembali diam di rumah jika memungkinkan.

Diam di Rumah

Diam di rumah dan hanya ke luar untuk keperluan yang penting saja adalah pilihan terbaik di masa pandemi. Terutama bagi orang yang berisiko tinggi, termasuk orang lanjut usia dan yang memiliki riwayat kritis seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, dan paru.

Dengan makin banyaknya cluster keluarga, diam di rumah dan mematuhi PSBB, adalah jalan ninja kami pilihan kami. Selain untuk melindungi orang tua dan anak-anak yang termasuk dalam kelompok usia tinggi, dengan diam di rumah kami berharap bisa mencegah semakin menyebarnya virus Covid-19.

Tapi memang nggak semua keluarga atau individu punya privillege untuk tinggal di rumah aja. Banyak pencari nafkah yang harus ke luar rumah untuk bekerja saat PSBB diberlakukan. Untuk mengurangi resiko tertular atau menularkan virus, sebaiknya ikuti protokol kesehatan dari Kemenkes RI ini jika harus ke luar rumah.

psbb-covid-19-protokol-kesehatan

1. Menggunakan Masker Sebagai Alat Pelindung Diri

Menurut situs scovid19.kemkes.go.id, penularan Covid-19 terjadi melalui droplet yang dapat menginfeksi manusia dengan masuknya droplet yang mengandung virus SARS-CoV-2 ke dalam tubuh melalui hidung, mulut dan mata. Untuk mencegah masuknya droplet melalui pintu hidung dan mulut, cara yang efektif adalah mengenakan masker yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu kalau harus ke luar rumah atau berinteraksi dengan orang lain. Terutama yang nggak diketahui status kesehatananya.

Sekarang banyak jenis masker yang tersedia di pasaran. Kita bisa memilih mana yang paling cocok dan efektif untuk penggunaan sehari-hari. Meski banyak yang menyarankan untuk menggunakan masker bedah atau masker medis, masker kain pun sudah cukup mampu mengurangi resiko masuknya droplet. Hanya saja, pilih masker kain yang memiliki 3 lapisan kain. Dan ganti masker setiap 4 jam.

2. Cuci Tangan

Mencuci tangan dengan air dan sabun dengan cara yang tepat selama minimal 20 detik, dipercaya dapat membunuh virus yang menempel di tangan. Untuk itu hampir semua tempat layanan publik menyediakan sarana untuk mencuci tangan. Jadi nggak ada alasan untuk malas cuci tangan ya.

Toh kalaupun nggak ada air dan sabun, bisa diganti dengan hand sanitizer berbasis alkohol. Hindari juga menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang nggak bersih, yang mungkin terkontaminasi droplet yang mengandung virus.

3. Menjaga Jarak

Kalau sedang berada di tempat umum, usahakan duduk atau berdiri dengan jarak minimal 1 meter dari orang lain. Di supermarket atau tempat yang mengharuskan orang antri, biasanya sudah ada garis-garis batas tempat orang berdiri. Begitu juga dengan bangku di tempat umum sudah banyak yang diberi tanda silang atau tulisan tidak boleh diduduki supaya ada jarak antar orang. Jadi tinggal patuhi saja. Nggak susah, kok.

Juga sebisa mungkin hindari kerumunan, keramaian dan jangan berdesakan supaya nggak terkena droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin. Ini sebenarnya anjuran yang mudah diikuti. Tapi berdasarkan pengalaman saya, masih banyak orang yang nggak mau jaga jarak. Kaya pas lagi antri di minimarket kan sudah ada garis antriannya tuh. Eh, ada aja yang masih mepet-mepet berdiri di samping. Duh! Jangan yaaa.

Kita kan nggak tahu orang yang ada di dekat kita itu sehat atau OTG. Secara sekarang kan banyak orang yang positif Covid-19 tapi nggak bergejala. Di keluarga suami saya aja udah ada beberapa yang OTG. Jadi kalau sedang berada di luar rumah anggaplah diri kita dan orang lain itu OTG Covid-19, yang artinya kita harus menjaga jarak supaya nggak tertular atau menulari orang.

4. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Penyakit Covid-19 disebabkan oleh virus yang dicegah dan bisa sembuh sendiri jika daya tahan tubuh kita baik. Jadi penting sekali menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan makan makanan bergizi seimbang, beraktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup serta menghindari faktor risiko penyakit.

Pandemi ini masih belum ada titik terang kapan akan berakhir, minimal dengan berikhtiar mengikuti protokol kesehatan dan mengadaptasinya sebagai kebiasaan baru dalam perilaku sehari-hari, kita bisa terhindar dari virus Covid-19. InsyaAllah. Stay safe and stay healthy!

Sumber:

  1. Situs Covid.19.go.id
  2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 Tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019
Suka dengan artikel ini? Yuk bagikan :)

alfakurnia

Lifestyle blogger yang suka berbagi tentang review produk, kisah sehari-hari, pengalaman parenting dan banyak lagi. Juga suka menulis resensi buku dan produk skincare di blog alfakurnia.com

44 thoughts on “PSBB Lagi, Taati Protokol Kesehatan Ini

  1. Keadaan di mana-mana sama ya anyak yang abai.Bahkan mereka yang megaku tahu dan menerapkan protokol kesehatan mengajak untuk kumpul-kumpul karena katanya jangan takut keluar rumah, yang penting sudah menerapkan protokol kesehatan. Padahal selama zona kami masih merah ya tetap berlaku yang dulu itu, sebisa mungkn di rumah saja. Kalau memang untuk pekerjaan, apa boleh buat keluar ya tapi kalo gak penting jangan dibujukin keluar.

  2. smoga cepet berlalu ya, iya kasian sama orang2 yg aktivitas & pendapatannya terganggu sama pandemi ini, di sisi lain skeptis dan kesel sama keadaan, sambil menerawang kapan ini usai 🙁

    smoga dirimu & keluarga sehat selalu di sana ya. amin

  3. Alhamdulillah di lingkungan rumah masih banayk yang taat menggunakan masker.. anak anak kecil sekalipun pake masker dan kadang faceshields.. tapi kalau di jalan raya sepertinya masih banayk yang belum memperhatikan, jadi harus waspada dan jaga diri sendiri dan keluarga

  4. Komplit infonya mbak. Terimakasih sudah mengingatkan. Kita mmg harus selalu jaga protokol kesehatan di mana pun berada. Dan lebih aman dirumahaja sih tuk cegah penyebaran Covid-19.

  5. Aplikasi Halodoc mempermudah banget ya. Urusan kesehatan jadi lebih praktis. Aku pernah pakai aplikasi ini buat order obat di hari minggu saat apotek banyak yg tutup. Respon dan pengirimannya cepat. Berguna banget biar kita bisa lebih banyak diam di rumah karena lebih aman.

  6. Aplikasi Halodoc ini pastinya membantu banget, terutama dinmasa Pandemi saat ini yang membuat kita tidak leluasa keluar rumah. Deki kesehatan diri dan keluarga protokol kesehatan wajib dilakukan dimana pun berada

  7. Sekarang udah berlakunya pakai tes swab ya kalau mau keluar kota bahkan keluar negeri. Keluar kota udah ga bisa cuma rapid test lagi. Duh semoga covid ini segera berlalu. Bdw aplikasi halodoc ini lumayan membantu ya di masa PSBB kayak begini.

  8. Sedih ya rasanya harus PSBB lagi, tapi lebih sedih lagi kalau tidak dilakukan penertiban paparan covid yang makin tidak terkontrol, semoga pandemi segera berlalu ya aamiin

  9. wah lumayan ya ternyata biaya PCR itu menguras kantong juga, kalaupun ada yang lumayan murah nunggunya bisa sampai 3-5 hari juga. Semoga kita semua sehat selalu ya kak, dan selalu patuhi protokol kesehatan dimanapun berada, dan semoga pandemi ini segera berakhir agar kita bisa bebas lagi kalau mau kemana-mana. Btw dengan keberadaan HaloDoc ini pastinya sangat membantu bagi yang khawatir mau keluar ya, tinggal buka aplikasinya dan konsul deh lewat inline.

  10. Sejak Jakarta memberlakukan PSBB 2 dan berimbas pada kota lain juga, saya ikutan parno.
    Garut sekarang ada beberapa kecamatan di wilayah kota yang zona merah. Jelas pandemi ini tidak bisa dianggap enteng. Aturan di kecamatan juga diperketat. Yang tidak pakai masker akan didenda 100 ribu rupiah.
    Sepertinya tidak ada pilihan lain bagi kita untuk mengatasi pandemi ini. Mematuhi protokol kesehatan itu penting. Kalau tidak disiplin, Indonesia bisa jadi sarang pandemi.
    Syukurlah ada aplikasi kesehatan Halodoc untuk melakukan tes kesehatan lebih cepat dan mudah.
    Tidak bisa dibayangkan betapa repot jika tidak ada aplikasi kesehatan di masa pandemi.

  11. Mahal banget ya emang PCR Swab ini. Aku kemarin dapat harga yang lumayan di bawah rata-rata di GSI Lab Cilandak, Jakarta Selatan. Rp 1,2 juta drive thru PCR Swab hasilnya keluar dalam 1 hari. Alhamdulillah puas banget dengan layanannya. Untuk protokol kesehatan, kita benar-benar nggak boleh lengah dan kendor ya Mbak. Sesimpel hal mencuci tangan dengan sabun dan langsung mandi + mengganti baju setelah sampai rumah. Apa yang kita lakukan bisa menentukan nasib kita/ keluarga/ orang lain.

  12. Jadi membantu banget ya dengan adanya Halodoc, jadi ga perlu searching satu2 tiap rumah sakit, udah gitu juga aman bisa dilakukan pencariam dari rumah aja, praktis deh ada Halodoc.

  13. ya Allah semoga pandemi ini segera berlalu yaa.. protokol kesehatan bener-bener jangan tinggal, soalnya kita ga tau kan virus ini nempel dimana 🙁 semoga kita dijauhkan dari virus ini yaa..

  14. Aku jadi bawa-bawa hand sanitizer kemanapun, kalo masker Alhamdulillah udah mulai terbiasa pakainya. Semoga kita selalu diberikan kesehatan ya mba, aamiin

  15. Semoga pandemi ini cepat berlalu yaa.. sedih rasanya melihat banyak sekali yg kena imbasnya.. gak hanya ketularan, tapi banyak juga yg kehilangan mata pencaharian karena kondisi yg lagi kayak gini.. huhuhu

  16. sebenernya aku menimati proses di rumah aja mba yang penting segera berlalu pandemi ini tapi akukesal kalau melihat orang gak sadar dengan 3M. Kok ya mereka tidak bisa menghargai perjuangan dan pengorbanan orang lain. Dan, orang-orang ini menurut psikolog punya masalah dalam dirinya dengan empati terhadap orang lain.

  17. Memang ngeri ya kalau melihat angka positif yg terus meningkat jumlahnya. Kalau saja semua masyarakat mau menerapkan protokol kesehatan dengan baik, mungkin tidak akan setinggi itu kurvanya ya

    Corona memang mematikan. Belum ada obatnya. Tapi bisa kita kalahkan, dengan mematuhi protokol kesehatan

  18. Luar biasa ya ternyata pandemi ini, pas awal dikira akan paling lama 3 bulan, eh taunya malah makin massif 🙁 memang butuh kerjasama nyata dari semuanya. Kalo gak penting bgt memang mending dirumah aja jaga kesehatan 🙂

  19. Aku juga ceki-ceki di Halodoc siapa tahu nanti butuh tes buat bepergian ke luar kota. Sekarang ini keluar paling masih dalam kota dan tetap patuhi protokol kesehatan. Paling aman ya di rumah aja

  20. Tetep waspada, meningkatkan protokol kesehatan, semoga kita diberikan kesehatan selalu . Aku baru beres Isoman kemaren ada tetangga yang positip kopid huhuhu.
    Belom berani aktivitas banyk di luar rumah.

  21. baru seminggu tinggal di Bogor pasca Jakarta PSBB kedua ini, trus kemarin aku ke Jakarta buat anter nyokap, terasa lagi ya bedanya, mall-mall jadi sepi pisan, banyak cafe dan resto yang udah gak terima makan di tempat, jadi ya semuanya harus taati protokol kesehatan ya

  22. Saya makin gak ngerti deh sama yang denial dengan wabah ini. Padahal yang tertular semakin banyak. Begitu pun dengan yang wafat. Apa susahnya sih mematuhi protokol kesehatan? Bingung saya.

  23. Kezel bener sama orang yang teteup bersikap ga peduli saat pandemi ini. Setuju jika yang terbaik adalah berikhtiar dengan mengikuti protokol kesehatan dan mengadaptasinya sebagai kebiasaan baru dalam perilaku sehari-hari, agar terhindar dari virus Covid-19 ini

  24. Di tempatky sekarang toko-tooko wajib tutup jam 6 sore nih sejak diberlaukan PSBB lagi. Saling memgingatkan untuk menjaga kesehatan & mejalankan protokol kesehatan demi diri sendiri dan orang lain

  25. If I was friends with Halodoc before the pandemic, when the pandemic came, it was getting sicker, hahaha. I like the way they provide information

  26. Aturan protokol kesehatan itu bisa ditaati asal ada pengawas kalo di negeri kita. Kayak di beberapa kelurahan dekat rumahku, misal ada yang nggak pakai masker, orang tersebut diminta bersihin rumput di kantor kelurahan

  27. PSBB jilid 2 ini bikin kita agak deg-degan, tapi emang tetep harus semangat terus dan nggak boleh lupa selalu mematuhi protokol kesehatan yaaa

  28. Miris banget aku lihat yang masih cuek wara-wiri keluar rumah, apalagi yang nggak patuh sama protokol kesehatan. Nggak kasihan ya sama nakes yang udah berjuang. Walau di Bandung PSBB tapi rasanya nggak ada yang berubah sama sekali. Emang susah sih kalau nggak punya kesadaran sendiri 😐

  29. masih menantikan keajaiban yakni kebaikan pemerintah untuk melakukan test swab massal sehingga masyarakat bisa tenang bepergian dan juga tidak dibebani oleh berbagai kecemasan.

  30. Kayak masih mimpi deh anak anak school from home, aku work from home, ga ketemu sodara langsung dll

    Sayang masih banyak yang abai sehingga meningkatnya jumlah positif Covid bikin semakin sulit pula pasien Covid-19 mendapatkan layanan kesehatan. RS Rujukan Covid-19 dan RS non rujukan mulai penuh.

  31. Benar mbak. Pandemi ini masih belum terlihat titik terangnya. Jadi yang bisa kita lakukan ya, tetap patuhi protokol kesehatan dan pastinya jaga kesehatan diri serta keluarga 🙂

  32. Virus ini tuh, mashaAllah yaa..membuat kita semua tersadar pentingnya menjaga kebersihan dan menjaga jarak.
    Yang bikin aku sedih awalnya karena harus di rumah aja, tapi…sekarang kok malah happy yaa…uda paling males keluar rumah ajaa…

  33. Kadang juga jadi bertanya-tanya ya mba, kapan sih pandemi ini akan berakhir. Udah berbulan-bulan aja masih banyak loh yang ngeyel tidak mau menerapkan protokol kesehatan. Semudah menggunakan masker aja loh, malah mending memilih untuk ribut dan keukeuh tak mau menggunakannya.
    Semoga saja bangsa ini diberi kekuatan untuk segera pulih kembali kesehatannya. Semua orang sudah merindukan masa-masa dulu ketika bepergian kemana-mana tak khawatir dengan wabah.

  34. Sebenernya diam rumah lebih efektif ya mbak agar tidak terpapar virus covid 19.tapi namanya kerja pasti mau ga mau harus keluar juga.

    Iya aku juga pernah bahasannga tentang Halodoc Mbak dan Memang memudahkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top
error: Content is protected !!