Permainan sensoris atau sensory play akhir-akhir ini sering sekali muncul di linimasa akun media sosial saya. Mulai dari yang sederhana dengan bahan seadanya sampai yang canggih. Tapi sebenarnya apa sih sensory play itu? Kenapa saya baru dengar sekarang? Kayanya jaman Cinta kecil dulu nggak ada mainan seperti ini. Atau saya aja yang kudet ya? Hihihi.
Setelah browsing ke sana ke mari, saya mendapat sebuah penjelasan yang cukup lengkap tentang permainan ini dari situs PBS. Dalam artikel di situs itu (link ada di akhir tulisan ini) disebutkan bahwa sensory play atau permainan sensoris adalah aktivitas yang dapat menstimulasi panca indra balita kita: yaitu indra penglihat, pendengar, pencium, perasa dan peraba. Dan ternyata tanpa kita sadari, banyak kegiatan anak-anak yang bisa digolongkan dalam sensory play. Seperti, lompat-lompat di atas tempat tidur atau minum dari sedotan yang dapat menstimulasi indra peraba. Sedangkan bermain bayangan di dinding dengan bantuan lilin atau senter juga aktivitas mewarna serta main cilukba termasuk aktivitas yang bisa menstimulasi indra penglihat.
Kalau mau flashback ke jaman kita kecil, sebenarnya banyak permainan kita yang termasuk dalam sensory play ini. Jalan-jalan telanjang kaki di taman berumput atau di jalanan depan rumah sambil menemani ibu belanja; bermain di pantai; menyusun balok-balok kayu sampai finger painting dari lem kanji dan pewarna makanan. Ingat kan?
Kok bisa ya aktivitas sederhana itu digolongkan dalam permainan sensoris? Menurut Sue Gasgoyne dalam bukunya Sensory Play (Play in the EYFS), saat sedang berjalan dengan telanjang kaki di taman, kita akan merasakan tekstur rumput, tanah, bebatuan juga hembusan angin menerpa kulit kita. Kita akan mencium aroma rumput, melihat aneka warna alami alam dan mendengar berbagai suara yang ada di sekitar kita. Saat bermain di pantai kita akan merasakan lembutnya pasir pantai, asinnya air laut dan hangatnya sinar matahari. Kita juga belajar membuat sesuatu dari pasir.
Sedangkan saat melakukan finger painting, indra peraba kita akan mengenal lem kanji yang dingin dan lengket. Lalu indra penglihat akan mempelajari aneka warna dasar dan perpaduannya saat diulaskan ke kertas. Bahkan dari menyusun balok kayu yang sederhana itu kita belajar mengenal bentuk dan mengembangkan imajinasi kita dalam membangun kastil, rumah, kereta yang distimulasi dari bentuk, tekstur dan warna balok kayu.
Selain menstimulasi perkembangan panca indra anak, permainan sensoris ini juga berfungsi melatih motorik kasar dan halusnya. Penelitian juga membuktikan bahwa aktivitas ini membangun sambungan syaraf di otak yang dapat membantu anak melakukan tugas-tugas yang lebih kompleks. Bermain sensoris sangat bermanfaat untuk mengembangkan imajinasi serta kemampuan berbahasa. Anak juga belajar untuk bersosialisasi dan memecahkan masalah.
Seiring dengan perkembangan jaman, ibu-ibu sekarang lebih kreatif dalam menyajikan permainan yang menarik bagi balitanya. Salah satunya adalah dengan membuat sensory table yang dapat memfasilitasi anak untuk belajar tentang proses ilmiah sambil belajar dan berkreasi.
Kotak inilah yang sering saya lihat di akun instagram para ibu muda yang rajin dan kreatif. Biasanya sih kotak ini berisi dengan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk belajar sensoris seperti air, pasir, beras, manik-manik yang bisa disentuh, disendok, dituang, diayak, dicetak dan sebagainya.
Meskipun sangat menyenangkan, jujur aja setelah beberapa kali mencoba membuat kotak sensoris untuk Keenan, saya merasa kerepotan karena banyak yang harus dipersiapkan dan berantakannya itu bikin stres. Tapi melihat manfaat dan kegembiraan Keenan saat bermain dengan kotak sensorisnya meski seringkali cuma bertahan 15 menit, membuat saya senang mencari ide permainan sensoris sederhana. Seperti ini:
Sensory Bottle Top “Bubble” Soap
Rainbow Rice Bags
Wave Bottle
Cloud Dough
Untuk mengantisipasi berantakannya, biasanya Keenan saya ajak main di halaman belakang, sekalian berjemur di pagi hari gitu. Malah, kadang kalau lagi nggak sempat menyiapkan apa-apa, saya biarkan saja Keenan main di halaman belakang dengan perlengkapan berkebunnya sambil menemani saya menjemur pakaian. Dia dengan asik akan menyiram rumput, mencongkel tanah lalu membawa mini figur dinosaurusnya untuk bermain di tanah.
Atau kalau cuaca atau situasi sedang nggak memungkinkan ya bikin kotak sensoris yang nggak bikin kotor. Banyak sekali idenya di Pinterest atau instagram. Tinggal cari saja ‘sensory play ideas‘ dan keluarlah berbagai macam pilihan yang bisa ditiru atau dimodifikasi sesuai bahan yang tersedia di rumah. Selamat bermain!
Sumber:
PBS.org
Homeschoolingmama Sensory Play (Play in the EYFS) by Sue Gasgoyne. Penerbit: Practical Pre-School Books, A Division of MA Education Ltd.
alfakurnia
Lifestyle blogger yang suka berbagi tentang review produk, kisah sehari-hari, pengalaman parenting dan banyak lagi. Juga suka menulis resensi buku dan produk skincare di blog alfakurnia.com