Menyiapkan Pendidikan Internasional dari Rumah

“Apa sih yang terpikir dalam benak kita kalau mendengar kata SBI atau Sekolah Bertaraf Internasional?”  tanya Ibu Ines Setiawan seorang guru dan aktivis pendidikan dalam Seminar “Menimbang dan Mempersiapkan Homeschooling” di Hostel Pradana (SMK 57) Jakarta, hari Sabtu, 12 Februari 2011 yang lalu. “Mahal”, “kurikulum internasional”, “canggih”, “guru bule”, “bahasa Inggris”, “prestisius” adalah sebagian besar jawaban para peserta seminar yang diamini oleh Ibu Ines.

Belakangan ini memang SBI sedang menjadi favorit para orangtua yang ingin menyekolahkan anak(-anak)nya. Meskipun biayanya lebih mahal daripada kelas reguler tapi menjadi kebanggaan tersendiri bila anaknya bisa masuk kelas atau sekolah tersebut.

Apa sih SBI itu sebenarnya? Menurut Departemen Pendidikan Nasional, SBI adalah sekolah yang menyiapkan peserta didik berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP) Indonesia dan tarafnya internasional sehingga lulusan memiliki kemampuan daya saing internasional. Dengan visi tersebut, Diknas pun menetapkanĀ prinsip-prinsip tertentu dalam mengembangkan SBI di Indonesia.

Sayangnya, pendidikan yang bagus ini hanya dapat dinikmati oleh mereka yang memiliki kemampuan finansial sangat baik alias menengah ke atas karena fasilitas-fasilitas yang diberikan dianggap bernilai lebih tinggi sehingga lantas dihargai lebih mahal.

Lalu, bagaimana dengan keluarga menengah? Tidak bisakah kita memberikan bekal kepada anak-anak kita untuk bisa cerdas dan kompetitif secara internasional?

Bisa! Jangan salah, pendidikan bertaraf internasional bukan hanya monopoli siswa SBI dengan kurikulum internasional. Murid kelas reguler bahkan siswa homeschooling pun bisa disiapkan menjadi lulusan yang mampu berkompetisi di dunia luas.

Definisi Pendidikan Internasional

The International BaccalaureateĀ® (IB), sebuah lembaga yang memberikan sertifikasi kepada sekolah-sekolah bertaraf internasional mendefinisikan Pendidikan Internasional sebagai berikut:

  • Developing citizens of the world in relation to culture, language and learning to live together
    Mengembangkan warga dunia untuk saling mengenal budaya, bahasa, dan belajar untuk hidup berdampingan.
  • Building and reinforcing students’ sense of identity and cultural awareness
    Membangun dan mempertahankan identitas dan kesadaran siswa akan budaya lokalnya sendiri.
  • Fostering students’ recognition and development of universal human values
    Menumbuhkan kesadaran siswa akan nilai-nilai kemanusiaan yang universal dan pengembangannya.
  • Stimulating curiosity and inquiry in order to foster a spirit of discovery and enjoyment of learning
    Merangsang rasa ingin tahu dan kemampuan bertanya supaya bisa menumbuhkan semangat penemuan dan kesenangan belajar.
  • Equipping students with the skills to learn and acquire knowledge, individually or collaboratively, and to apply these skills and knowledge accordingly across a broad range of areas
    Membekali siswa dengan kemampuan belajar dan memperoleh pengetahuan baik secara individu maupun berkelompok, dan menerapkan kemampuan dan pengetahuan tersebut dengan tepat di berbagai bidang.
  • Providing international content while responding to local requirements and interests
    Menyediakan konten internasional sembari tetap tanggap akan kebutuhan dan kepentingan lokal.
  • Encouraging diversity and flexibility in teaching methods
    Mendorong keanekaragaman dan fleksibilitas metode pengajaran.
  • Providing appropriate forms of assessment and international benchmarking
    Menyediakan bentuk penilaian yang sesuai atau tepat dan pembanding internasional

Memberikan Pendidikan Internasional dari Rumah

Dari 8 kriteria tersebut, hampir semuanya bisa dilakukan di rumah. Mengenalkan anak akan budaya internasional namun tetap cinta akan budayanya sendiri. Belajar hidup dalam keanekaragaman dan menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan.

Merangsang rasa ingin tahu serta menumbuhkan semangat untuk meneliti dan senang belajar. Memfasilitasi anak untuk memperoleh pengetahuan apapun yang dia inginkan, memiliki metode belajar yang fleksibel dan akhirnya menilai perkembangan anak secara keseluruhan bukan hanya berdasarkan nilai yang berupa angka.

Bagaimana dengan bahasa asing yang menjadi syarat kemampuan untuk berinteraksi di dunia internasional? Saat ini sudah banyak lembaga kursus bahasa asing yang bagus. Bahkan nggak sedikit anak yang bisa bahasa asing dari rumah, karena orangtuanya terbiasa menggunakan bahasa tersebut, belajar dari tv, komputer dan sebagainya.

Fasilitas untuk belajar seperti percobaan science, art, dan sebagainya bisa diperoleh dengan mengikuti klub-klub belajar seperti Klub Oase, Klub Sinau dan sebagainya. Banyak juga orang tua dan siswa yang mencoba membuat sendiri eksperimen-eksperimen atau prakarya berdasarkan video-video tutorial yang bisa diunduh dengan mudah dari internet.

Yuk, kita siapkan pendidikan internasional untuk anak dari rumah supaya nanti ia mampu berkompetisi dan hidup berdampingan dengan warga di belahan dunia manapun ia berada. Percaya deh bahwa pendidikan terbaik itu berawal dari rumah bersama orang tua. Because education is not for sale, it’s our rights.

Suka dengan artikel ini? Yuk bagikan :)

alfakurnia

Lifestyle blogger yang suka berbagi tentang review produk, kisah sehari-hari, pengalaman parenting dan banyak lagi. Juga suka menulis resensi buku dan produk skincare di blog alfakurnia.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top
error: Content is protected !!