Nyaman Menghadiri Pesta Pernikahan

Beberapa kali saya membaca curhatan tentang tamu-tamu yang merasa diperlakukan kurang menyenangkan oleh panitia penyelenggara saat menghadiri pernikahan. Mulai dari antrian untuk salaman yang terlalu panjang, makanan yang terbatas sampai ruang VIP yang hanya boleh dipakai oleh orang-orang tertentu.

http://i736.photobucket.com/albums/xx4/pojokmungil/WEDDINGINV_zps32125b35.jpg

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya, beberapa hal di bawah ini bisa jadi perhatian supaya bisa nyaman dan menikmati pesta pernikahan.

1. Jika dalam undangan ada tulisan RSVP (( In the context of social invitations, RSVP is a request for a response from the invited person or people. It is an initialism derived from the French phrase Répondez s’il vous plaît, literally “Reply if it pleases you” or “Reply please”)), maka konfirmasikan kehadiran kita paling lambat 2 minggu sebelumnya.

Biasanya undangan semacam ini dilakukan jika pesta dalam bentuk duduk di meja makan. Konfirmasi kehadiran diperlukan supaya pihak penyelenggara dapat memastikan jumlah hidangan yang harus disediakan dan pengaturan tempat duduk yang nyaman bagi masing-masing tamunya.

2. Kenakan pakaian yang rapi, sopan tapi nyaman.

Sebenarnya mudah memilih busana yang pas untuk menghadiri pesta pernikahan. Kecuali ada dress codenya, kita selalu bisa mengenakan pakaian tradisional daerah asal kita atau busana nasional negara setempat. Saat berada dalam sebuah pesta, wajar sih kalau kita ingin tampil semaksimal mungkin, apalagi perempuan ya. Tapi mengenakan kebaya dengan korset yang terlalu ketat dipadu dengan stiletto kadang bisa membuat kita tidak nyaman. Pakailah busana rapi yang bisa menyembunyikan kekurangan tubuh kita, menyerap keringat dengan baik dan tidak terlalu mencolok. Ingat, fokus dalam acara ini seharusnya adalah pengantin, bukan kita.

Oya, ini berlaku juga untuk anak-anak. Jangan sampai supaya mereka tampil lucu dan menggemaskan dipakaikan baju yang membuat mereka tidak nyaman. Bisa-bisa baru 15 menit berada di tempat pesta, anak-anak sudah merengek minta pulang karena kegerahan.

3. Makan secukupnya sebelum berangkat.

Meski kita tahu bahwa di acara nanti akan tersedia banyak hidangan yang bisa kita santap tapi sebaiknya isi perut sebelum berangkat. Roti, susu, buah atau apa sajalah yang bisa membuat kita tidak kelaparan selama perjalanan menuju tempat pernikahan.

Hal ini juga berlaku bagi keluarga mempelai. Biasanya jika acara diadakan pagi hari, panitia akan menyediakan sarapan dalam bentuk nasi kotak bagi keluarga atau among tamu yang sudah harus siap dirias pagi-pagi buta. Tapi ada baiknya juga kita mempersiapkan diri sendiri, terutama kalau bawa anak-anak. Enggak semua makanan yang dipesankan oleh panitia bisa dimakan oleh anak kita. Supaya mereka nggak cranky karena lapar, yang akhirnya bisa bikin kita emosi, lebih baik siapkan saja makanan yang biasa mereka makan.

Begitu pula jika acara diadakan di siang atau malam hari. Intinya sih ojo njagakne. Buang jauh-jauh pikiran, “Ah, nanti makan di tempat acara aja.” Urusan perut ini sensitif. Lapar bisa bikin kita emosi sementara prosesi pernikahan yang panjang seringkali membuat kita harus menunggu sebelum bisa menyantap hidangan yang disediakan tuan rumah. Belum lagi kalau ternyata yang tersaji tidak sesuai selera. Jadi sebaiknya datanglah dengan perut terisi dan hati yang senang.

Lagipula, menghadiri pesta dengan perut terisi membuat kita tidak lapar mata saat melihat aneka hidangan dan bisa menahan diri untuk mengambil makanan secukupnya.

4. Hargai Ruang VIP.

Apapun hubungan kita dengan mempelai; entah itu sepupu, ipar, kakek, nenek, sahabat, atau bos, sebaiknya tidak memasuki ruang VIP kecuali dipersilahkan oleh among tamu atau event organizer (EO). Ingat, penggunaan ruang VIP dan siapa saja yang bisa masuk di dalamnya adalah hak mempelai dan orang tua mereka. Jangan karena merasa sebagai keluarga dekat lantas bisa masuk begitu saja.

Selain tempatnya lebih kecil, hidangan yang ada dalam ruang VIP biasanya sudah diperhitungkan sedemikian rupa sehingga hanya orang-orang yang sudah tercantum dalam daftar yang bisa masuk. Kalaupun kita yakin bahwa rombongan kita termasuk dalam daftar tersebut, bicaralah dengan EO atau among tamu yang menjaga tempat tersebut. Enggak susah rasanya kan bertanya, “Mas/mbak, kami dari keluarga A, sepupu mempelai wanita. Boleh kami duduk di sini?” Bisa jadi kita tidak dipersilakan duduk di ruang VIP karena EO atau among tamu tidak mengenali wajah kita.

Tapi pengalaman saya pribadi menghadiri pernikahan adik-adik kandung, saudara ipar dan sepupu-sepupu, justru kami malas duduk di ruang VIP sebelum mempelai dan orang tuanya turun dari pelaminan. Lebih seru rasanya berbaur dan ngobrol dengan tamu undangan lain sambil menyicipi berbagai hidangan yang ada.

5. Mengambil hidangan dengan bertanggungjawab.

Sering sekali saya menyaksikan piring-piring yang masih penuh dengan sisa makanan tergeletak di meja sementara pemiliknya mungkin sudah sibuk memilih menu yang lain. Sayang sekali. Apalagi kalau ada yang membuang begitu saja menu yang jadi incaran orang banyak. Haduuuuh, itu rasanya pengen nabok orangnya pake clucth deh.

Nah, untuk menghindari makanan terbuang sia-sia, ambil saja secukupnya. Ukur kemampuan perut kita menampung makanan dan pikirkan apakah benar-benar perlu mengambil semua menu yang ada. Kalaupun memang benar-benar lapar mata, ajak pasangan atau teman untuk mengambil menu yang berbeda supaya bisa saling menyicipi isi piring masing-masing.

6. Hargai tuan rumah and enjoy the party!

Sebagai penyelanggara hajat, tentu pengantin dan keluarga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyenangkan tamu-tamunya. Mulai dari dekorasi ruangan yang indah, makanan yang terpilih rasa dan menunya sampai susunan acara yang diharapkan selain sakral juga bisa menghibur para undangan. Tapi, tentu mereka tidak bisa menyenangkan SEMUA orang yang hadir. Jadi kitalah yang harus pandai membawa diri menikmati semua hasil kerja keras orang-orang yang terlibat dalam pesta tersebut.

Kalaupun ada beberapa hal yang kurang berkenan di hati enggak perlulah diumbar ke sana kemari, terutama melalui sosial media. Jagalah perasaan pengundang yang mungkin bisa membaca keluhan kita di facebook atau blog. Jangan sampai hanya karena rasa makanan yang tidak sesuai dengan lidah kita misalnya, jadi merusak hubungan persaudaraan.

Selamat bersenang-senang di pesta pernikahan!

Suka dengan artikel ini? Yuk bagikan :)

alfakurnia

Lifestyle blogger yang suka berbagi tentang review produk, kisah sehari-hari, pengalaman parenting dan banyak lagi. Juga suka menulis resensi buku dan produk skincare di blog alfakurnia.com

2 thoughts on “Nyaman Menghadiri Pesta Pernikahan

  1. waini, bune! pengalamanku minggu lalu dengan antrian dinner yang mengular, makanan yang ternyata sedikit alias kurang, sampah berserakan, dan tamu serakah penyerobot antrian (pas salaman dan ambil buffet). whoah…. money really can’t buy attitude, eh? feeling pissed off. blah!

    tfs ya bune sayang 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top
error: Content is protected !!