5 Hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Mendaftarkan Anak ke Sekolah di Usia Dini

5 Hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Mendaftarkan Anak ke Sekolah di Usia Dini

Sekarang sudah bulan Oktober dan karena tahun ajaran baru di Brunei akan dimulai bulan Januari, akhir bulan ini kakak Cinta dan Keenan akan menjalani end year examination.

Untuk si sulung hal ini berarti mamanya harus siap-siap bikin latihan soal dari materi pelajaran sejak awal tahun sampai sekarang. Sedangkan untuk Keenan agak santai karena sekolahnya nggak ngasih ujian untuk anak KG 1. Cuma ada evaluasi harian dari aktivitas, kreativitas anak dan perilaku sehari-hari aja.

Setelah ujian selesai di minggu pertama bulan November dilanjutkan dengan terima rapor dan kenaikan kelas deh. Dan karena berencana memindahkan Keenan ke sekolah baru, berarti harus mulai hunting sekolah dari sekarang.

Beruntungnya tinggal di Seria, meskipun nggak banyak pilihan sekolah tapi kita bisa daftar sekolah 1-2 bulan sebelum tahun ajaran dimula. Wwalaupun biasanya pendaftaran sudah mulai dibuka pada bulan Agustus.

Berbeda dengan pengalaman saya dulu menyekolahkan kakak Cinta di kelompok bermain dekat rumah kami di Gunung Sindur, Bogor. Saya harus mulai cari sekolah jauh-jauh hari. Bahkan pembayaran uang gedung dan lain-lain harus dibayar beberapa bulan sebelum tahun ajaran berlangsung untuk memastikan Cinta mendapatkan tempat di sekolah tersebut.

Di beberapa sekolah yang lebih ngetop di Jakarta, menurut pengalaman teman-teman saya, pendaftarannya malah bisa lebih awal lagi. Ada yang harus indent 1-2 tahun sebelumnya. Jadi kalau mau masuk TK umur 4 tahun ya harus daftar mulai umur 2 tahun.

Soal memasukkan anak sekolah ini sering jadi dilema untuk orangtua. Selain harus mencari sekolah yang seusai untuk anak dan kantong serta dekat dengan rumah, juga harus memperhatikan kapan tepatnya anak mulai bersekolah. Bahkan hal ini merupakan salah satu keputusan penting yang kita buat dalam 5 tahun kehidupan anak.

Untuk ini saya coba mencari pendapat dari seorang sahabat blogger yang pernah menjadi guru di kelompok bermain selama beberapa tahun sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi guru bagi putranya di rumah, Anis Khoir.

anis khoir, pendidikan usia dini, sekolah usia dini, psikologi anak, profil blogger, aniskhoir.com, lifestyle blogger

Perhatikan 5 Hal Ini Sebelum Menyekolahkan Anak di Usia Dini

Menurut Anis dan beberapa ahli kesehatan anak serta parenting, ada beberapa faktor yang harus kita perhatikan sebelum memutuskan untuk menyekolahkan anak yaitu:

1. Kesiapan Anak Untuk Bersekolah

Kesiapan anak untuk bersekolah biasanya erat kaitannya dengan beberapa hal, yaitu berpisah dengan orangtua (atau pengasuhnya), adaptasi di lingkungan baru dan rentang konsentrasi. Jadi kalau memang anak masih belum siap, ya jangan dipaksa. Karena bagaimanapun menurut Anis, pengasuhan dan pendidikan di usia dini yang terbaik tetap dari ibu.

2. Usia

Anis menyarankan supaya orangtua tidak memasukkan anak ke sekolah pada usia terlalu dini. Karena sebenarnya pada usia sampai 4 tahun yang dibutuhkan anak adalah lingkungan yang aman untuk menumbuhkan rasa percaya dirinya dan itu hanya didapatkan di rumah.

Anak usia tersebut juga pada dasarnya belum terlalu perlu bersosialisasi dengan teman sebayanya karena mereka belum bisa bermain bersama-sama. Kalaupun nampak bermain berkelompok sebenarnya mereka sedang bermain bersama, alias asik dengan mainannya sendiri dan tidak berinteraksi satu sama lain.

anis khoir, pendidikan usia dini, sekolah usia dini, psikologi anak, profil blogger, aniskhoir.com, lifestyle blogger

3. Kesehatan Anak

Kalau anak kita selama ini memiliki kesehatan yang cukup baik, boleh aja masuk sekolah di usia dini. Hanya pastikan dia memiliki kekebalan tubuh yang cukup dan jumlah murid di kelas nggak terlalu banyak.

Menurut Dr Anatoly Belilovski, dokter anak sekaligus direktur Belilovski Pediatric di Brooklyn, NY, semakin banyak jumlah anak di dalam kelas, semakin rentan anak tertular penyakit dari teman sekelasnya.

Ini saya alami banget dengan Keenan, sejak masuk sekolah hampir setiap bulan terkena common cold. Bahkan dulu kakak Cinta ketika di KG 2 pernah tertular cacar air padahal sudah pernah vaksin cacar air dan saat itu 9 anak dalam 1 kelas mendapat cacar air.

Karena itu, Dr. Belilovski menyarankan kalau anak pernah mengalami infeksi serius seperti infeksi telinga, bronkhitis dan lainnya, sebaiknya tunda dulu keinginan untuk menyekolahkan dia sampai kekebalannya lebih baik.

4. Tingkat Konsentrasi

Ini yang sering dikeluhkan oleh para guru kelompok bermain, ya setidaknya dalam kasus saya. Sejak Keenan masuk sekolah gurunya sering sekali mengeluh kalau Keenan nggak mau duduk diam di kelas. Bahkan baru saja beberapa hari yang lalu gurunya Keenan cerita kalau Keenan nggak mau belajar menulis dan lebih memilih berjalan-jalan di dalam kelas.

Tapi sebenarnya memang rentang konsentrasi anak usia pra sekolah masih rendah. Menurut Rachel Rudman, seorang terapis khusus okupasi anak, anak diharapkan dapat berkonsentrasi sesuai dengan usianya. Misalnya Keenan sekarang umur 3,5 tahun, dia seharusnya bisa duduk dan mengerjakan sesuatu dengan tenang selama 3,5 menit.

Namun, Rudman menambahkan bahwa seharusnya kesulitan konsentrasi bukan penghalang anak sekolah di usia dini. Bahkan dalam beberapa kasus bersekolah dapat membantu meningkatkan kemampuan anak untuk berkonsentrasi.

Jadi kalau anak sudah mampu fokus untuk menyelesaikan puzzle sederhana, menggambar selama beberapa menit, menyusun balok kayu atau lego, berarti dia aman untuk masuk sekolah.

5. Choose Wisely

Ketika anak memang harus bersekolah di usia dini dengan berbagai alasan, yaitu:
– Kedua orangtuanya bekerja dan nggak ada pengasuh,
– Ibu tinggal di rumah tapi merasa nggak bisa memberikan stimulasi maksimal untuk perkembangan si anak,
– Sekolah dijadikan sebagai alternatif atau pengganti terapi seperti yang saya lakukan untuk Keenan yang mengalami perkembangan bicara yang agak lambat,
maka Anis menyarankan untuk memilih sekolah yang benar-benar memahami tumbuh kembang anak, seperti:

  • Jam pelajaran tidak terlalu lama
  • Memiliki kebijakan yang lebih longgar berkaitan dengan school separation anxiety, alias mengijinkan ibu atau pengasuh untuk menemani anak di sekolah sampai ia benar-benar siap untuk ditinggal sendiri.
  • Program yang dimiliki tidak memaksa anak untuk keluar dari zona nyamannya. Artinya, ya semua aktivitas di dalam kelas benar-benar disusun dalam rangka yang menyenangkan bagi anak. Hal ini penting supaya anak memiliki pengalaman yang positif di tahun pertamanya bersekolah.

Nah, kalau ternyata kita memutuskan untuk menunda anak bersekolah sampai usianya lebih matang tapi bingung apa saja aktivitas yang bisa kita lakukan bersama anak di rumah, main-main saja ke blog http://www.aniskhoir.com. Meskipun belum terlalu banyak, blog yang ditulis oleh ibu muda lulusan Pendidikan Matematika ini berisi beberapa permainan sederhana yang dapat kita buat untuk anak seperti ublek dan pasak konsentrasi serta tip supaya balita kita gemar membaca.

anis khoir, pendidikan usia dini, sekolah usia dini, psikologi anak, profil blogger, aniskhoir.com, lifestyle blogger

Anis Khoir Blogger Tuban

Blog ibu dari 1 putra bernama Hazwan ini juga berisi tentang berbagai informasi menarik seputar Tuban, kampung halaman suami saya. Sayang saya belum sempat kopdar dengan Anis saat mudik ke Tuban lebaran lalu. Apalagi sekarang rumah mertua akhirnya laku terjual dan beliau pindah ke Surabaya untuk tinggal bersama adik ipar saya. Sehingga sepertinya tahun-tahun mendatang kami nggak akan mudik Tuban lagi.

Jadi agak nyesel gitu baru sempat kenal dengan blog lifestyle yang mulai serius ditekuni Anis sejak bulan Juli 2016 lalu, meskipun dia sudah ngeblog mulai tahun 2009. Lebih nyesel lagi karena baru tahu di Tuban juga ada komunitas blogger Tuban, coba kalau tahu kan tiap mudik ke Tuban nggak cuma ngedekem di rumah aja ya.

Masa 10 tahun jadi mantunya orang Tuban cuma tahu Bravo, Samudera, alun-alun, Gua Ngerong dan RM Kurnia Dewi sih. Bahkan ke Pantai Boom yang dekat rumah aja saya belum pernah. Zzzzz. Sungguh rugi saya.

Tapi nggak rugi kok main ke blog milik mahmud abas kelahiran kota Kediri yang tampilannya bertema minimalis ini. Artikel-artikelnya ditulis dengan manis dalam gaya bahasa serius tapi tidak membosankan. Banyak hal-hal baru yang bisa didapat di sana, bagi saya yang menarik tentu soal parenting dan Tuban. Tapi yang lain juga tidak kalah seru. Hanya saja saya berharap Anis bisa lebih rajin lagi mengisi blognya supaya pembaca yang main ke sana bisa selalu mendapatkan bacaan segar yang menarik.

Suka dengan artikel ini? Yuk bagikan :)

alfakurnia

Lifestyle blogger yang suka berbagi tentang review produk, kisah sehari-hari, pengalaman parenting dan banyak lagi. Juga suka menulis resensi buku dan produk skincare di blog alfakurnia.com

5 thoughts on “5 Hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Mendaftarkan Anak ke Sekolah di Usia Dini

  1. Terimakasih sharingnya. Iya no 3…kesehatan. Saya nganter cucu ikut toddler class, u sosialisasi krn ada delay tum-bangnya. Eh…ketularan batuk pilek nih…

  2. baru tauuu kalau di Brunei awal tahun ajarannya bulan Januari. 😀
    betewe, Amay sebentar lagi masuk SD. Karena disini tahun ajaran baru mulainya bulan Juli, jadi aku udah mulai cari-cari SD sejak sekarang. di Solo, beberapa sekolah sudah membuka pendaftaran sejak September. 😀

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top
error: Content is protected !!